SEMARANG (jatengtoday.com) – Ajang kompetisi startup di Jawa Tengah bertajuk “Kembulan Digital, Hetero for Startup” akhirnya memasuki tahap akhir. Pengumuman pemenang dilangsungkan di Allstay Hotel Semarang, Selasa (13/4/2021).
Menurut paparan panitia, ajang ini diikuti 2.188 peserta dengan total 437 tim. Setelah melewati serangkaian seleksi, akhirnya muncul 20 tim terbaik yang mewakili berbagai bidang.
Startup yang berhasil masuk 20 besar adalah Event Hunter Indonesia, hompimpaa.id, Asdosku, BengokCraft, Sunrise Adventure Consultant, bukakata.id, Pasar Sayoor, dan Komerce.
Kemudian ada NGOJOL, BSFLY, Haripanen, Lindungi Hutan, ZAKKI, DigiTiket, Manusia Biasa, Kakarobot, GOLEVAT, SIAB Indonesia, SOKU, dan Automa.
Dari 20 finalis tersebut diseleksi lagi menjadi 5 besar. Startup yang lolos adalah Komerce, Automa, BSFLY, Lindungi Hutan, dan Sunrise Adventure Consultant. Tim tersebut diminta presentasi di hadapan para juri.
Tiga Startup Terbaik
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jateng Ema Rachmawati bersama Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengumumkan tiga startup terbaik dalam ajang ini. Yang pertama adalah Automa.
PT Sentra Solusi Automa atau Automa merupakan startup yang menyediakan solusi IoT industri dalam satu platform terpadu dan dapat disesuaikan untuk membantu bisnis.
Startup terbaik kedua adalah BSFLY, yakni startup yang bergerak di bidang jasa pengelolaan, pelatihan, dan konsultan pengelolaan limbah organik.
Mereka menggunakan teknologi biokonversi untuk mengubah sumber masalah menjadi sumber protein alami yang terbarukan.
Adapun startup terbaik ketiga adalah Komerce. Yaitu startup yang mempertemukan bisnis dengan talent di bidang e-commerce dalam jangka panjang.
Ema menyebut, Komerce sangat membantu anak-anak di desa supaya tidak pergi ke mana-mana. Ini sejalan dengan harapan Pemprov Jateng.
“Kemudian tadi BSFLY sudah sangat kelihatan hasil produknya. Adapun Automa merupakan salah satu startup yang ke depannya memiliki nilai investasi yang tinggi,” ucapnya.
Menurutnya, startup di Jateng termasuk yang terlambat dibanding dengan provinsi besar lain di Indonesia. “Ini bagian dari cara kami untuk mendorong anak-anak muda supaya mau membangun bisnis startup,” tegas Ema. (*)
editor: ricky fitriyanto