in

Atraksi Budaya 98 Kota Meriahkan Semarang Night Carnival 2019

SEMARANG (jatengtoday.com) – Ribuan warga memadati sepanjang Jalan Imam Bonjol, Jalan Kapten Pierre Tendean, dan Jalan Pemuda, Kota Semarang, Rabu (3/7/2019) malam. Mereka menyaksikan pawai Semarang Night Carnival (SNC) 2019 bertema Pelangi Nusantara.

Kemeriahan event rutin tahunan kali ini berbeda dari tahun sebelumnya. Sebab, pawai budaya kali ini diikuti 98 perwakilan Pemerintah Kota (Pemkot) se-Indonesia yang sekaligus menjadi peserta Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) ke XIV.

Selain itu juga diikuti oleh perwakilan dari sejumlah negara seperti Hongkong, Jerman, Belanda, Australia, dan Thailand. Perwakilan masing-masing kota menampilkan tradisi khas budaya lokal dan memamerkan kostum pakaian adat secara spektakuler. Masing-masing kota mengirimkan delegasi puluhan orang. Bahkan ada kota yang sengaja mengirimkan delegasi seluruh lurah dan camat yakni Kota Depok, totalnya 230 orang.
Kota Makasar 80 orang dengan memberangkatkan semua kepala dinas. Kota-kota lain pun mengirimkan tak kurang dari 30 orang. Total peserta SNC 2019 ini mencapai 4.148 orang.

Berbagai atraksi tradisional dari seluruh penjuru nusantara ditampilkan dalam pawai budaya tersebut. Dari Kota Banten misalnya, menampilkan atraksi spektakuler pertunjukan khas debus oleh para jawara. Para pemain debus tersebut menunjukkan ilmu kekebalan tubuh yang tidak mempan bacokan parang. Begitupun Kota Mataram menampilkan pertarungan antar lelaki menggunakan rotan sebagai seni tradisi persahabatan. Kota Pasuruan menampilkan seni Barong. Kota-kota lain pun tak ketinggalan untuk menampilkan tradisi khas masing-masing. Beberapa peserta pawai juga membagikan souvenir khas masing daerah kepada para penonton SNC 2019. Hal itu membuat suasana menjadi semakin meriah.

“Wah, meriah banget. Sebagai warga Kota Semarang, saya bangga. Pawai budaya ini menjadi bukti kekayaan budaya nusantara yang sangat beragam. Penampilan masing-masing daerah memiliki keunikan tersendiri. Ada alat musik tradisional, tarian, kuliner khas, tradisi budaya, dan lain-lain,” kata Dwi Riyanti (24), warga Semarang yang menonton Semarang Night Carnival 2019.