in

Angka Kemiskinan Jateng Masih Tinggi, OPD Diminta Tangani Desa Miskin

SEMARANG (jatengtoday.com) – Angka kemiskinan di Jateng masih menyentuh 10,8 persen atau sebanyak 3,7 juta orang. Angka itu ditargetkan bisa turun menjadi 9,8 persen pada 2020 mendatang.

Hal tersebut disampaikan Gubernur Ganjar Pranowo didampingi Wakilnya, Taj Yasin Maiomen saat jumpa pers di Bandara Ahmad Yani Semarang, Jumat (27/12/2019).

“Kami targetkan kemiskinan Jateng sebesar 9,8 persen dan kita dorong pertumbuhan ekonomi Jateng di 2020 tumbuh jadi 5,9 persen” ujarnya.

Mengejar target penurunan angka kemiskinan tersebut bukan pekerjaan mudah. Perlu gotong-royong dari berbagai pihak. Meski begitu, telah disiapkan program baru yang akan digeber tahun depan. Salah satunya, program Satu OPD Satu Desa Binaan.

Gus Yasin menambahkan, nantinya, satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) wajib membina minimal satu desa yang berada di 14 kabupaten/kota yang masuk zona merah kemiskinan. Saat ini, total ada 65 desa miskin yang diprioritaskan.

Yakni Rembang (empat desa), Blora (satu desa), Grobogan (empat desa), Demak (delapan desa), Klaten (tujuh desa), Sragen (sembilan desa), Wonosobo (enam desa), Purworejo (tiga desa), Kebumen (tiga desa), Purbalingg (dua desa), Banjarnegara (empat desa), Banyumas (empat desa), Brebes (tiga desa), dan Pemalang (dua desa).

Meski instruksinya satu dinas menangani satu desa, ada satu dinas yang menangani desa miskin hingga 14 desa. Yakni, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jateng.

“Pada tahun depan, kami akan melakukan evaluasi terhadap program Satu OPD Satu Desa Binaan. Ini menjadi bahan kami untuk melangkah ke tahap berikutnya, dalam upaya menangani dan mengurangi angka kemiskinan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Gus Yasin menuturkan, saat ini pihaknya terus melakukan validasi jumlah angka kemiskinan di Jateng. “Validasi data ini penting, mengingat masih ada data yang kurang valid. Sehingga penanganan kemiskinan bisa tepat sasaran,” tuturnya. (kom)

 

editor : ricky fitriyanto

Ajie MH.