SEMARANG (jatengtoday.com) – Angka kematian ibu hamil dan melahirkan (AKI) di Jateng meningkat. Dari 76,93 per 100.000 kelahiran hidup atau 417 kasus kematian pada 2019, menjadi 98,60 per 100.000 kelahiran hidup atau 530 kasus kematian pada 2020.
Ketua Tim Penggerak PKK Jateng, Siti Atikoh menjelaskan alasan mengapa angka AKI di provinsi ini meningkat. Salah satunya karena pandemi Covid-19 yang melanda awal tahun 2020 lalu.
“Jumlah tersebut masih jauh di bawah angka nasional. Tapi, AKI tetap harus dicegah, karena menurut saya tidak ada alasan wanita meregang nyawa untuk melahirkan, karena ada cara untuk menekan kematian ibu,” jelasnya, Kamis (9/12/2021).
Kebanyakan dari mereka, khususnya ibu hamil, tertular Covid-19 sebelum akhirnya meninggal. Karenanya, Atikoh menyambut baik saat ibu hamil bisa mendapatkan vaksinasi Covid-19. Dengan begitu, diharapkan dapat menekan kematian pada ibu hamil.
“Tentu dibutuhkan sosialisasi, termasuk dari PKK, agar ibu hamil tidak takut divaksinasi,” terangnya.
Tak hanya itu, perlu penanganan dengan menghindari empat terlalu, yakni terlalu muda atau terlalu tua saat hamil, terlalu dekat, serta terlalu banyak anak. Selain itu, juga menghindari tiga terlambat, yaitu terlambat mengambil keputusan, terlambat sampai ke tempat rujukan, serta terlambat mendapat penanganan.
Selain AKI, menurut Atikoh, tiga isu prioritas lain yang harus diperhatikan adalah penanganan Covid-19, penurunan angka stunting, serta penguatan ekonomi masyarakat. Dia mengapresiasi PKK yang terus berkontribusi selama pandemi Covid-19, seperti menjadi bagian dari Jogo Tonggo.
Di tengah keterbatasan tatap muka, mereka juga terus melakukan upaya penguatan ekonomi masyarakat, termasuk pemberdayaan pekarangan, memantau tumbuh kembang bayi untuk pencegahan stunting, menyosialisasikan disiplin protokol kesehatan, hingga menjaga kesehatan mental.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Jateng Widwiono mengajak masyarakat untuk ber-KB (keluarga berencana). Salah satunya, menggunakan alat kontrasepsi bagi pasangan yang sudah memiliki dua anak. Sebab, selain Covid-19, risiko kematian juga mengancam ibu yang melahirkan anak ketiga atau lebih.
“Untuk menekan AKI, BKKBN juga menyediakan pelayanan IUD bagi ibu yang anaknya lebih dari dua orang. Biaya alat kontrasepsinya ditanggung BKKBN. Kami juga menyiapkan alat kontrasepsi bagi pascapersalinan, baik berupa pil atau suntik untuk ibu menyusui, serta IUD pascaplasenta yang bisa dipasang sebelum 24 jam,” tandasnya. (*)
editor : tri wuryono