KENDAL (jatengtoday.com) – Udara sejuk, semilir angin dan panorama bukit Curugsewu, Kecamatan Patean, Kendal, Jawa Tengah tetap menjadi daya tarik untuk menikmati liburan akhir pekan.
Menuju lokasi objek wisata alam tersebut, pengunjung juga bisa menikmati jalan berkelok dikelilingi hamparan hutan menghijau, serta suasana pedesaan. Sesampai di objek wisata ini, pengunjung juga bisa menaiki gardu pandang untuk melihat hamparan lahan pertanian dari bibir tebing berketinggian lebih dari 100 meter.

Selain itu, panorama air terjun Curugsewu bisa dinikmati dari atas bukit. Sayang sekali, musim kemarau yang terjadi saat ini membuat aliran air terjun tertinggi di Jawa Tengah ini menyusut drastis.
Dalam kondisi normal, Curugsewu memiliki tiga air terjun yang memiliki ketinggian berbeda. Air terjun tertinggi kurang lebih 45 meter. Namun musim kemarau kali ini hanya menyisakan satu mata air terjun yang nyaris mengering. Tampak sebagian dedaunan di sekitar air terjun pun mulai mengering.
Namun udara di ketinggian bukit Curugsewu tetap sejuk. Sehingga para pengunjung tetap bisa menikmati suasana alam sembari swafoto di bibir bukit. Selain itu, pengunjung juga bisa menikmati berbagai kuliner di sepanjang kios di dalam lokasi objek wisata Curugsewu ini.
“Sayang sekali, air terjunnya mulai mengering. Mungkin karena kemarau kali ini terlalu panjang. Aliran sungai dari wilayah atas sedikit, sehingga mengakibatkan air terjunnya kecil,” kata salah satu pengunjung, Rahma Susanti, 35, warga Kota Semarang, Minggu (21/10/2018).
Namun demikian, Rahma mengaku tetap senang menikmati suasana alam di Curugsewu. “Tetap asyik kok, karena suasananya tetap sejuk. Anginnya semilir, bisa menikmati hamparan pemandangan alam dari atas bukit sembari menikmati kuliner,” katanya.
Karena air terjunnya menyusut, rata-rata pengunjung tidak turun menyusuri tangga di bukit menuju lokasi gerojogan air terjun. “Saya tidak turun, karena anak saya nggak mau. Cukup menikmati panorama dari atas gardu pandang aja,” katanya.
Para pengunjung juga tetap menikmati swafoto di bibir bukit yang diberi pengaman pagar dari besi. Sementara di spot lain, yakni di pendopo terdapat sejumlah pengunjung lain menikmati hiburan musik dangdut solo organ. (*)
editor : ricky fitriyanto