SEMARANG (jatengtoday.com) – Stok masker di Jateng mulai langka di tengah maraknya isu penyebaran corona di Pulau Jawa. Fenomena ini perlu menjadi perhatian serius. Dikhawatirkan, ada penimbunan atau permainan harga masker.
Karena itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jateng menggandeng kepolisian untuk melakukan intervensi.
“Untuk itu kami berkoordinasi dengan Polda Jateng untuk memastikan tidak ada penimbunan dan permainan harga masker. Kalau ada penimbunan atau permainan harga, pasti akan kami tindak secara hukum,” ucap Kepala Disperindag Jateng, Muhammad Arif Sambodo, Selasa (3/3/2020).
Pihaknya memastikan, kelangkaan dan mahalnya harga masker diduga tidak hanya karena faktor ekonomi. Tapi, ada pihak yang sengaja mencari keuntungan di balik musibah ini.
Berdasarkan Undang-Undang nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan, pelaku usaha yang menyimpan barang kebutuhan pokok dan atau barang penting dalam jumlah dan waktu tertentu pada saat terjadi kelangkaan barang, gejolak harga dan atau hambatan lalu lintas perdagangan barang, dipidana penjara paling lama lima tahun dan atau pidana denda paling banyak Rp50 miliar.
“Saat ini kami sudah bekerja melakukan pengawasan terhadap perusahaan, distributor hingga penjual kecil. Inventarisir dan pengecekan jalur distribusi terus kami pantau. Kalau ada temuan, pasti kami tindak bersama jajaran kepolisian,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Jateng, Yulianto Prabowo menegaskan stok masker di Jateng masih aman. Asalkan, masyarakat tidak panik dan melakukan pembelian masker secara besar-besaran.
“Produksi masker memang terbatas, tapi di Jateng stoknya aman asalkan digunakan sesuai kebutuhan. Kami sampaikan bahwa yang wajib menggunakan masker adalah mereka yang sakit, para tenaga kesehatan yang berhubungan dengan pasien atau mereka yang tinggal di daerah rentan. Jadi, tidak semuanya harus menggunakan masker,” tandasnya.
Masyarakat diimbau tidak panik dan melakukan pembelian masker secara besar-besaran. Yulianto meminta agar masyarakat mengedepankan perilaku hidup sehat, makan teratur, olahraga dan sering cuci tangan.
“Kalau itu dilakukan, maka potensi tertular akan semakin kecil,” tegasnya.
Dia pun meminta agar masyarakat hanya membeli masker di tempat-tempat yang resmi. Seperti apotek, toko alat kesehatan dan lainnya. Sebab di tempat-tempat itu, harganya dipastikan masih wajar.
“Kalaupun ada kenaikan, masih wajar. Kalau belinya melalui online atau di toko tidak resmi, harganya tidak bisa dikendalikan,” tegasnya. (*)
editor: ricky fitriyanto