JAKARTA (jatengtoday.com) – Banjir lumpur yang menerjang Desa Bolapapu, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah mengakibatkan dua orang meninggal dunia. Sebanyak 218 kepala keluarga atau 707 penduduk Desa Bolapapu mengungsi.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo mengatakan dua korban meninggal atas nama Cristison Bambarehi, laki-laki 51 tahun, dan Rezky Bambarehi, laki-laki delapan tahun.
“Banjir lumpur terjadi akibat hujan deras yang melanda Desa Bolapapu, Kecamatan Kulawi pada Kamis (12/12) pukul 18.30 WITa,” kata Agus melalui siaran pers, Jumat (13/12/2019).
Hingga Jumat pukul 06.00 WIB, dilaporkan banjir lumpur juga menyebabkan 218 kepala keluarga atau 707 penduduk Desa Bolapapu mengungsi. Pengungsi berasal dari Dusun II RT I sebanyak 42 kepala keluarga atau 149 jiwa, Dusun III RT III sebanyak 55 kepala keluarga atau 168 jiwa, Dusun III RT II sebanyak 59 kepala keluarga atau 180 jiwa, dan Dusun III RT I sebanyak 62 kepala keluarga atau 210 jiwa.
“Warga mengungsi di tempat aman yang ada di wilayah Desa Bolapapu seperti dua unit sekolah, 10 unit hunian sementara, 15 unit rumah warga, dan satu uni rumah dinas camat,” tutur Agus.
Agus mengatakan kejadian tersebut menyebabkan tujuh rumah rusak berat, 50 rumah rusak ringan, dan satu gereja terendam. “Pukul 20.00 WITa hujan sudah mulai reda tetapi belum ada pengungsi yang kembali ke rumahnya masing-masing,” katanya.
Kejadian banjir lumpur di Desa Bolapapu merupakan yang kedua kali menerjang wilayah Kabupaten Sigi. Sebelumnya, Minggu (8/12), sekitar pukul 06.00 WITa banjir lumpur juga menerjang Desa Poi, Kecamatan Dolo Selatan yang menyebabkan puluhan rumah terendam dan warga mengungsi.
“Pada 2011, wilayah Desa Poi juga pernah diterjang banjir dan menimbulkan 11 korban jiwa,” Agus menambahkan.
Bantuan Logistik
Sementara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Tengah telah menyalurkan bantuan logistik untuk memenuhi kebutuhan para korban bencana alam banjir bandang yang menerjang beberapa dusun di Desa Bolapapu, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi.
“Saya begitu dapat informasi soal banjir bandang di Kulawi langsung mengerahkan Tim Reaksi Cepat (TRC) ke lokasi bencana yang berjarak sekitar 70-an kilometer dari Palu, Ibu Kota Provinsi Sulteng,” kata Kepala BPBD Sulteng, Bartholomeus Tandigala.
Ia mengatakan TRC tadi malam membawa berbagai logistik seperti beras, gula pasir,minyak goreng,ikan kaleng, mie instan,selimut, pakaian anak-anak dan dewasa, alat masak, tenda dan juga obat-obatan guna mengantisipasi berbagai jenis penyakit yang selalu muncul pada saat pascabanjir. Pihaknya juga mengerahkan beberapa unit kendaraan operasional termasuk mobil serbaguna.
Dia menambahkan untuk sementara warga korban banjir di Kulawi terpaksa diungsikan ke gedung sekolah, rumah dinas camat, rumah warga dan hunian sementara (huntara) yang ada di sekitar lokasi bencana alam tersebut.
Di lokasi bencana, kata Bartholomeus selain personel BPBD, Barsanas, TNI/Polri, PMI,ORARI, juga sejumlah relawan dari lembaga kemanusiaan (NGO) peduli bencana alam ikut bersama-sama melakukan upaya evakuasi terhadap warga yang permukiman mereka di terjang banjir bandang.
Banjir bandang yang membawa berbagai jenis kayu dan batu-batuan serta disertai lumpur yang memporak-porandakan Desa Bolapapu menelan korban jiwa dua orang (bapak/anak). Kedua korban terperangkap dalam rumah saat banjir bandang tiba-tiba menghajar permukiman yang pada 2011 juga disapu banjir bandang.
Data sementara jumlah rumah yang rusak diterjang banjir 57 unit. Hingga kini belum diketahui nilai kerugian yang ditimbulkan bencana alam banjir di Desa Bolapapu. Bartholomeus mengaku wilayah itu memang rawan bencana alam,sebab sudah beberapa kali diterjang banjir.
Desa Bolapapu berbatasan langsung dengan kawasan hutan Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) yang pada 1977 telah ditetapkan oleh Unesco sebagai salah satu cagar biosfer dunia yang menjadi kebanggaan pemerintah dan masyarakat di Provinsi Sulteng.
Sigi salah satu daerah di Sulteng yang pada dua tahun terakhir ini mengalami beberapa kali bencana alam. Kabupaten Sigi juga merupakan daerah terparah diguncang gempabumi berkekuatan 7,4 SR yang terjadi pada 28 September 2019. Sejumlah wilayah Sigi seperti Desa Jono Oge di Kecamatan Sigibiromaru dan Desa Sibalaya, Kecamatan Gumbasa merupakan dua desa yang mengalami likuefaksi saat gempa dahsyat tersebut terjadi. (ant)
editor : tri wuryono
in Peristiwa