CILACAP (jatengtoday.com) – Warga di wilayah Jawa Tengah bagian selatan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem dalam beberapa hari ke depan. Munculnya awan Cumulunimbus (CB) juga harus diperhatikan.
Analis Cuaca BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Rendi Krisnawan mengatakan, cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai petir dan angin kencang masih berpotensi terjadi pada masa transisi seperti sekarang ini. Bencana angin kencang yang terjadi di sejumlah wilayah Jateng selatan pada Kamis (14/11) kemarin merupakakan salah satu kejadian yang disebabkan oleh cuaca ekstrem tersebut.
Namun, dia belum bisa memastikan apakah kejadian tersebut disebabkan oleh angin puting beliung atau downburst meskipun keduanya sama-sama dipicu oleh awan CB. “Kalau angin puting beliung berpusing memutar. Kalau downburst angin kencang yang turun dari awan CB ke bawah dan menuju ke segala arah,” katanya, Jumat (15/11/2019).
Terkait dengan hal itu, dia mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi terjadinya cuaca ekstrem yang dipicu oleh awan CB. “Tandanya ketika pagi hingga siang hari panas terik. Lalu pada siang hari atau menjelang sore muncul awan CB yang hitam dan gelap,” sebutnya.
Rendi mengatakan angin puting beliung memiliki karakteristik berupa durasi yang singkat atau sekitar 10 menit, sangat lokal dengan luasan berkisar 5 sampai 10 kolometer sehingga sulit diprediksi. Selain itu, kata dia angin puting beliung kecil kemungkinan terjadi kembali di tempat yang sama. (*)
sumber : ant
editor : tri wuryono
in Berita