KUDUS (jatengtoday.com) – Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menegaskan komitmennya sebagai pelopor dalam pengembangan pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial (KKA) sejak usia dini. Sejak 2023, program pelatihan dan pendampingan berpikir komputasional telah menjangkau satuan pendidikan dari PAUD hingga SD/MI, melibatkan ratusan guru dan lebih dari 15.000 siswa.
Sebagai bagian dari rangkaian program tersebut, lebih dari 250 siswa SD/MI mengikuti Festival dan Lomba Berpikir Komputasional yang digelar di Pendopo Kabupaten Kudus, Minggu (27/7/2025). Dalam kegiatan ini, para siswa menunjukkan kreativitas dan kemampuan problem solving mereka lewat berbagai tantangan, mulai dari merakit robot bertema Sustainable Development Goals (SDGs), membuat animasi di Scratch, hingga aktivitas unplugged seperti menyusun algoritma, menyortir koin, dan menyelesaikan pola.
Program berpikir komputasional ini merupakan hasil kolaborasi antara Bakti Pendidikan Djarum Foundation dengan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Kudus, serta Direktorat Guru PAUD dan Pendidikan Nonformal. Sejak 2023, program telah menyasar 36 satuan PAUD dan memberi dampak kepada lebih dari 10.300 siswa. Pada 2024, pelatihan diperluas untuk 160 guru TK, KB, SPS, dan TPA. Kemudian, sejak akhir 2024, program ini menjangkau 11 SD/MI dengan lebih dari 4.900 siswa, yang menunjukkan peningkatan skor hingga 62% dalam tes BEBRAS—sebuah indikator internasional kemampuan berpikir komputasional.
Penerapan metode ini disambut antusias oleh para siswa. Di SD 2 Barongan, siswa kelas 5 menikmati proses belajar block coding melalui platform Scratch. Sementara di MI Muhammadiyah Al Tanbih, siswa kelas 2 belajar matematika secara menyenangkan dengan permainan yang mengasah kemampuan abstraksi dan dekomposisi.
Bupati Kudus Sam’ani Intakoris menyampaikan apresiasi atas berbagai inovasi pendidikan yang dilakukan di daerahnya. “Saya mengapresiasi langkah inovatif berbagai pihak dalam memajukan pendidikan di Kudus. Semoga inisiatif ini menjadi titik awal dari gerakan yang menjadikan Kudus pionir pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial sejak usia dini,” ujarnya.
Senada dengan itu, Direktur Program Bakti Pendidikan Djarum Foundation, Primadi H. Serad, menyatakan bahwa pengembangan berpikir komputasional dirancang untuk mendukung peningkatan skor Programme for International Student Assessment (PISA) di Kudus. Menurutnya, keterampilan berpikir kritis, numerasi, literasi, dan sains yang dilatih melalui program ini sangat relevan dengan indikator penilaian internasional.
“Visi kami adalah bahwa Kudus bisa mencapai skor PISA yang setara dengan rata-rata negara maju di Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD), sambil mempertahankan dasar pendidikan karakter dan keterampilan sosial emosional yang kuat,” jelas Primadi.
Langkah strategis ini sejalan dengan kebijakan nasional Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah yang mendorong penguatan sumber daya manusia melalui sains, teknologi, dan pendidikan berbasis KKA. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti dalam berbagai kesempatan menekankan pentingnya pembelajaran KKA untuk membentuk kemampuan berpikir logis, analitis, serta kesadaran etis sejak dini.
Kabupaten Kudus pun kini menjadi teladan nasional dalam mengintegrasikan inovasi teknologi ke dalam kurikulum pendidikan anak, menyiapkan generasi masa depan yang siap menghadapi tantangan era digital. (*)
