Tri Wuryono
SEMARANG (jatengtoday.com) – Badai Covid-19 benar-benar membuat pusing pelatih PSIS Semarang, Dragan Djukanovic. Bahkan dia belum bisa memutuskan pemain yang bakal diturunkan melawan Barito Putera, Kamis (10/2) besok.
PSIS Semarang sudah ditunggu Barito Putera pada lanjutan pekan ke-24 BRI Liga 1 2021/2022. Tim berjulukan Laskar Mahesa Jenar itu tak bisa berlama-lama meratapi nasib karena 12 pemainnya terpapar Covid-19.
Baca Juga: PSIS Harap-harap Cemas Tunggu Hasil Tes PCR Pemain yang Kena Covid-19
Masalahnya, head coach Dragan Djukanovic dituntut bisa meracik strategi untuk menghadirkan kemenangan atas Laskar Antasari. Situasinya semakin rumit karena Finky Pasamba dan Wahyu Prasetyo juga dipastikan absen karena akumulasi kartu.
“Sampai saat ini saya sendiri tidak tahu siapa saja yang akan main lawan Barito Putera. Situasinya benar-benar sulit buat PSIS. Kita lihat saja saat official training,” ucap Dragan dalam sesi prematch conference, Rabu (9/2/2022).
Seperti diketahui, 12 pemain dan tiga ofisial PSIS Semarang dinyatakan positif Covid-19 berdasarkan hasil tes PCR sebelum pertandingan pekan ke-23 melawan Persik Kediri, Minggu (6/2).
Dengan kondisi yang kurang ideal tersebut, Dragan berjanji bakal memaksimalkan pemain yang tersedia.
“Kami sudah melakukan persiapan untuk menghadapi Barito Putera, termasuk melakukan analisis pertandingan. Tapi saya juga tidak tahu berapa pemain yang bisa main besok, bisa saja 11 atau 12 pemain saja. Mudah-mudahan hasil tes PCR negatif,” ujarnya.
Sesuai Regulasi BRI Liga 1 2021/2022 pasal 52 poin ke-7 menjelaskan kebijakan yang harus ditempuh LIB dan PSSI jika ada kondisi yang tidak memungkinkan karena pandemi Covid-19.
Bunyi pasal 52 poin ke-7 tersebut, ‘Dalam keadaan luar biasa, di mana setelah Swab Test Rapid Antigen pada hari pertandingan membuat klub yang akan bertanding hanya menyisakan kurang dari 14 pemain (termasuk salah satu di antaranya adalah penjaga gawang), maka LIB dan PSSI akan segera menggelar Rapat Darurat untuk memberikan keputusan dalam tempo cepat dan setiap keputusan bersifat final.’ (*)
