in

6.546 Difabel Kabupaten Pekalongan Dilatih Buka Usaha

Endang juga mengusulkan adanya pendamping disabilitas berbasis masyarakat khususnya untuk Kabupaten Pekalongan, yang saat ini hanya ada satu pendamping saja.

Perwakilan penyandang difabilitas Bina Akses Kabupaten Pekalongan Endang Tri Murti Ningsih mengusulkan agar ada pelatihan usaha bagi para penyandang disabilitas. (istimewa)

PEKALONGAN (jatengtoday.com) – Kaum difabel di Kabupaten Pekalongan diusulkan mendapat pelatihan usaha.

Usulan tersebut mencuat saat Dialog Gubernur dengan Bupati/Wali Kota wilayah pengembangan Petanglor dan Kedungsepur bertema Sinergitas Kebijakan dan Gotong Royong dalam Upaya Menghadapi Tantangan Pembangunan Jawa Tengah, di Pendapa Pemkab Pekalongan, Selasa (19/4/2022).

Perwakilan penyandang difabilitas Bina Akses Kabupaten Pekalongan Endang Tri Murti Ningsih menuturkan, pelatihan diprioritaskan pada disabilitas yang ada di Jeruksari dan Pecakaran Kecamatan Wonokerto untuk membuat bandeng presto.

Usulan pelatihan usaha difabel di dua desa itu karena lokasi tempat tinggalnya merupakan langganan rob. Yang mana, ketika rob terjadi, lingkungan tempat tinggalnya terdampak.

“Minta adanya fasilitasi pemasaran produknya. Tadi Alhamdulillah Pak Gubernur merespons dengan sangat baik, dalam waktu dekat akan memberikan pelatihan,” ujar Ketua Perkumpulan Penyandang Difabilitas Fisik Indonesia (PPDFI) Kabupaten Pekalongan ini.

Selain juga, dia berharap adanya pelatihan pemasaran produk agar para penyandang disabilitas bisa hidup mandiri.  “Agar bisa menghidupi minimal diri sendiri dan bisa merambah ke keluarganya,” tambahnya.

Adapun jumlah difabel di Kabupaten Pekalongan, bebernya, mencapai 6.546 orang difabel. “Kita cari yang usia produktif (peserta pelatihan),” terangnya.

Endang juga mengusulkan adanya pendamping disabilitas berbasis masyarakat khususnya untuk Kabupaten Pekalongan, yang saat ini hanya ada satu pendamping saja. Padahal di Kabupaten Pekalongan mencapai 19 kecamatan.

Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo mengatakan pihaknya segera meminta nomor telepon perwakilan disabilitas agar ditindaklanjuti yaitu pelatihan UMKM.

“Kumpulkan, kira-kira penyandang disabilitas ada berapa orang, tempatnya ada di mana, untuk pelatihan apa. Kalau bingung, kita mulai asesmen dulu,” kata Ganjar saat dialog.

Ganjar menuturkan, pihaknya akan beri pelatihan agar produknya berkelas, termasuk penjualannya melalui online di marketplace. Sehingga produk kian layak jual di pasaran.

Di Musrenbang tahun ini, selain menerima usulan pembangunan infrastruktur, pihaknya fokus pada pemulihan ekonomi dan penanganan kemiskinan pascapandemi. (*)