SEMARANG (jatengtoday.com) – Meskipun puncak arus balik para pemudik yang menggunakan jasa transportasi bus terjadi pada Minggu lalu, hingga kini, sejumlah agen bus masih dibanjiri penumpang. Padahal, kenaikan tarifnya mencapai 3 kali lipat.
Seperti yang terjadi di Kalibanteng, Semarang, Senin (10/6/2019). Puluhan penumpang terlihat memadati sekitar tempat penjualan tiket bus. Bahkan, kadang arus lalu lintas tersendat karena ramainya lokasi dan banyaknya bus yang berhenti.
Salah satu penumpang asal Kabupaten Temanggung yang hendak balik ke Serang, Rujito (48) mengaku sudah menunggu sekitar setengah jam. Dari awal ia sampai Kalibanteng bersama 6 anggota keluarganya memang sudah ramai.
Penumpang lain, Ahmad (40) yang mau ke Tangerang rela mengantre dan membayar tiket di atas tarif normal. “Tiketnya mahal, tapi gimana lagi, udah diburu harus kerja. Haruse kemarin, tapi rame banget, kirain sekarang sepi, ternyata masih cukup rame,” ujarnya.
Andre (26), petugas PO Bus Putra Mulya mengatakan, kepadatan penumpang sudah dirasakan sejak Jumat, hingga Minggu jadi puncaknya. Meskipun begitu, kepadatan penumpang busnya masih bisa dilihat hingga sekarang.
Dia menyebut, dalam sehari bisa memberangkatkan 20 bus lebih. “Satu bus berisi 34 orang. Tinggal dikalikan saja tuh berapa,” jelasnya.
Terkait tarif, ia tidak menampik adanya lonjakan yang cukup drastis. Dia mencontohkan untuk jurusan Semarang-Jakarta kelas VIP, yang harga tiket normalnya hanya Rp 175 ribu, di musim arus balik ini bisa mencapai Rp 450 ribu.
Petugas agen lain, Rifai (38) dari PO Agra Mas juga tidak menampik adanya kenaikan tarif yang cukup melambung. “Kenaikannya tergantung sih. Seperti bus Patas AC jurusan Semarang-Jakarta mencapai Rp 250. Kalau hari biasa paling Rp 120 ribuan,” imbuhnya.
Kenaikan tersebut, kata Rifai cukup wajar. Sebab untuk menutup biaya operasional. “Kalau masa kaya gini kan hanya satu arah. Jadi pas ke Semarang misalnya, itu kosong. Wajar kalau tiket ke Jakartanya jadi naik 2 kali lipat,” jelasnya.
Sampai saat ini, lanjutnya, kendala yang juga dialami adalah masalah kemacetan. Hal tersebut otomatis membuat jadwal bus berantakan. Bahkan keterlambatannya bisa mencapai 2-5 jam.
Seperti yang dialami Eni Lestari (49). Warga Semarang Barat yang hendak balik ke Parung, Bogor tersebut mengaku sudah menunggu lama. “Harusnya normalnya sih jam 3, tapi ini sudah habis magrib belum datang juga,” keluhnya. (*)
editor : ricky fitriyanto