in

Tangguh di Voltase Rendah, AC si-Biru Hanya Sedot Listrik Rp 8.700 per Hari

SEMARANG (jatengtoday.com) – Voltase yang sering naik-turun, terutama di permukiman padat penduduk, mendorong PT Panasonic Gobel Indonesia meluncurkan air conditioner (AC) si-Biru. Pendingin ruangan yang telah disemati teknologi R32 ini diklaim bisa berjalan mulus meski hanya didukung 160 volt.

Head of Branch Semarang PT Panasonic Gobel Indonesia Denny Chaniago menjelaskan, si-Biru merupakan AC yang disesuaikan dengan kondisi Indonesia. “Voltase itu normalnya di angka 220-240 volt. Tapi kenyataannya, di Indonesia, voltase di rumah bisa ngedrop, terutama sekitar pukul 17.00-20.00 WIB, saat semua rumah butuh banyak listrik. Tandanya voltase ngedrop, nyala lampu meredup,” terangnya.

Tidak stabilnya voltase tersebut, membuat peranti elektronik menjadi cepat aus. Beda jika alat elektronik memang didesain tahan di voltase rendah.

Dengan kemampuannya menyesuaikan voltase yang tak stabil, AC yang telah diganjar 4 bintang dari Kementerian ESDM ini diklaim irit konsumsi listrik. Jika dihiting, si-Biru hanya menelan Rp 8.700 per hari dalam pemakaian delapan jam.

Selain itu, penyesuaian untuk kondisi Indonesia, juga dilakukan dari sisi material. Sejumlah metal Si-Biru dilapisi teknologi blue fin yang digadang-gadang tangguh menahan korosi atau keropos karena karat.

“Sebagian besar wilayah Indonesia adalah daerah pesisir. Daerah yang anginnya mengandung garam yang bisa membuat logam mudah korosi,” terangnya.

Pihaknya pun berani memberikan garansi hingga 3 tahun soal korosi yang sering terjadi di evaporator pendingin ruangan.

“Sebenarnya penggunaan blue fin sudah dipakai Panasonic sejak tahun 1990. Tapi saat itu baru diaplikasikan sebagian saja. Di si-Biru ini, blue fin digunakan di evaporator sebagai antikorosi,” paparnya.

Assistant General Manager Air Conditioner PT Panasonic Gobel Indonesia, Heribertus Ronny menambahkan, keberadaan si-Biru digadang-gadang mampu mendongkrak penjualan pendingin ruangan. Sementara ini, si-Biru yang menyasar segmen menengah, ditargetkan mampu menyumbang 20 persen dari total penjualan. Kontribusi ini termasuk cukup tinggi dengan rata-rata pertumbuan penjualan 130 persen per tahun.

Target itu terbilang realistis karena suhu siang hari di Indonesia, terutama Semarang, bisa tembus 35 derajat celcius.

“Ini merupakan potensi pasar yang kami nilai potensial. Pasar residensial atau perumahan menjadi target utama yang kami sasar. Terlebih, AC saat ini bukan lagi barang mewah tetapi sudah menjadi kebutuhan utama,” tegasnya. (*)

editor : ricky fitriyanto