SEMARANG (jatengtoday.com) – Dalam rangka menyemarakkan HUT ke 74 Kemerdekaan RI, Bank Jateng menyulap gedungnya menjadi area lighting show atau pertunjukan laser yang spektakuler.
Pertunjukan yang dibalut teknologi tersebut resmi dilaunching oleh Direktur Utama Bank Jateng yang dihadiri segenap jajaran beserta masyarakat dan tamu undangan, Rabu (14/8/2019) malam.
Rencananya, atraksi tersebut akan dilangsungkan selama satu minggu, dari 14-21 Agustus mendatang. Dari pukul 19.00-22.00 di hari biasa, dan pukul 19.00-23.00.
Dirut Bank Jateng Supriyatno menjelaskan, pihaknya ingin menghadirkan sebuah keindahan di ruang publik. “Kadang-kadang kita lupa untuk menikmati keindahan, karena disibukkan dengan kepenatan kerja. Maka, kini kami ingin mempersembahkan keindahan ini agar bisa dinikmati semua orang,” jelasnya.
Supriyatno menyebut Bank Jateng mempunyai landscape gedung dengan desain yang bagus. Karena itu, diperlukan untuk memaksimalkan potensi itu dengan senantiasa menghadirkan sesuatu yang baru.
Dia berharap, dengan adanya lighting show ini, selain turut merayakan kemerdekaan, juga menghadirkan ikon baru di Kota Semarang.
“Mungkin Kota Semarang belum bisa menjadi kota seperti yang ada di Singapura dan Hongkong yang memiliki ruang publik yang dikonsep dengan megahnya. Tapi saya kira tidak terlambat kalau sekarang kita menciptakannya,” ungkap Supriyatno.
Direktur Keuangan Bank Jateng Dwi Agus Pramudya menambahkan, persembahan spektakuler ini memang bukan kali pertama diberikan. Yang ujungnya selalu menjadi pusat perhatian masyarakat.
“Pada tahun lalu, menjelang 17 Agustus 2017, Bank Jateng menciptakan hal yang cukup langka, karena gedung dibalut dengan nuansa merah putih. Bahkan mendapat rekor MURI karena panjang bendera yang dipajang,” beber Dwi Agus.
“Pada tahun ini kami ingin mempersembahkan sesuatu yang baru lagi. Di era digital ini kami tidak segan untuk menggunakan teknologi,” imbuhnya.
Hal ini, kata Dwi Agus, tidak terlepas dari peran Dirut Bank Jateng yang senantiasa mendorong inovasi. Bukan hanya untuk melaksanakan tugas dan pekerjaan saja, tetapi juga menciptakan suatu keseimbangan.
“Saat keseimbangan itu tercipta, maka pekerjaan akan terasa ringan dan tidak akan bosan,” tandasnya. (*)
editor : ricky fitriyanto