SEMARANG (jatengtoday.com) – Aliansi BEM Semarang Raya menggelar Refleksi 92 Tahun Peringatan Sumpah Pemuda. Aksi tersebut berlangsung di samping Museum Lawang Sewu Semarang, Rabu (28/10/2020) petang.
Plt Koordinator BEM Semarang Raya, Razin Hilmy Baihaqi mengungkapkan, di momen bersejarah ini, pihaknya ingin mengungkapkan keprihatian atas kondisi bangsa sekarang.
“Bangsa Indonesia saat ini sedang berduka dan tidak dalam kondisi baik-baik saja,” ujar Razin.
Menurutnya, masih banyak sektor yang harus diperhatikan dan ditindaklanjuti oleh pemerintah. Seperti penanganan Covid-19 yang belum maksimal, kondisi perekonomian yang masih carut marut, dan komersialisasi pendidikan.
“Hal ini tentu tidak bisa dibiarkan begitu saja. Tugas para penguasa harusnya memperhatikan segala aspek yang ada dan mengutamakan kepentingan rakyatnya,” tegasnya.
Oleh karena itu, Aliansi BEM Semarang Raya menyampaikan 3 poin tuntutan utama.
Pertama, mendesak pemerintah fokus pada penanganan Covid-19. Mengingat saat ini orang yang terpapar sudah mencapai jumlah yang tidak wajar.
Kedua, mendesak agar segera melakukan normalisasi perekonomian, mengingat kesejahteraan rakyat dalam bidang ekonomi merupakan salah satu pilar kebangkitan bangsa.
Ketiga, tiadakan komersialisasi di bidang pendidikan. Pendidikan adalah hak bagi seluruh anak bangsa, tanpa mengenal suku, bahasa, agama serta kondisi finansial. Serta perhatikan kondisi pengajar di Indonesia, khususnya guru honorer.
“Aliansi BEM Semarang Raya berkomitmen untuk konsisten di jalan perjuangan melawan kebijakan yang tidak pro rakyat. Menuntut agar poin-poin tuntutan di atas dapat ditindaklanjuti dan dilaksanakan,” tandasnya. (*)
editor: ricky fitriyanto