JEPARA (jatengtoday.com) – Puskesmas Jepara melakukan pemeriksaan terhadap penghuni indekos di Kelurahan Jobokuto, Kecamatan Jepara Kota, Jumat (8/11/2019). Kegiatan screening terhadap infeksi virus HIV/AIDS ini merupakan bagian dari monitoring dan evaluasi warga peduli Aids (WPA) serta pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) mobile.
Dalam melakukan screening tersebut, tim medis dari Puskesmas Jepara didampingi Lurah Jobokuto Adi Winarto, Babinsa Koramil 01/Jepara, Bhabinkamtibmas, bidan serta ketua RT/RW setempat.
Tercatat ada sekitar 50 orang penguni indekos yang mengikuti pemeriksaan. Dalam melakukan test HIV, Petugas Puskesmas melakukan pemeriksaan dengan mengambil sampel darah atau urine pasien untuk diteliti di laboratorium serta dilakukan tes antibodi dan tes antigen.
“Tes antibodi ini bertujuan mendeteksi antibodi yang dihasilkan tubuh untuk melawan infeksi HIV. Meskipun cukup akurat, untuk mengetahui hasilnya butuh waktu tiga hingga 12 pekan agar jumlah antibodi dalam tubuh cukup tinggi untuk terdeteksi saat pemeriksaan,” kata Firoh, petugas medis Puskesmas Jepara.
Sementara tes antigen, dia menambahkan, bertujuan untuk mendeteksi jenis protein yang melekat pada virus HIV (p24). “Tes antigen dapat dilakukan 2-6 pekan setelah pasien terinfeksi,” ujarnya.
Sementara itu, Babinsa Koramil 01/Jepara Serka Sugiharto mengaku sangat mendukung kegiatan ini karena dapat meningkatkan kesehatan masyarakat, juga untuk mendeteksi dini warga yang terkena HIV agar tidak menyebar luas.
“Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan,” imbuhnya.
Untuk itu, dia mengingatkan, masyarakat untuk mewaspadainya dan memahami bahwa penyebaran HIV dan virus-virus sejenisnya melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, cairan sperma, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu.
Ia optimistis dengan adanya kegiatan ini sekaligus untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, terutama soal penularannya sehingga menjadi lebih paham dan bisa terhindar dari penyakit mematikan tersebut. (*)
sumber : ant
editor : tri wuryono