in

Panduan Isolasi Mandiri untuk Anak dan Remaja dengan Covid-19

Ilustrasi (foto: dokumentasi covid19.go.id)

ANAK merupakan kelompok rentan yang dapat terinfeksi Covid-19. Banyak dari mereka yang tidak menunjukkan gejala atau bergejala ringan seperti demam, kelelahan, dan batuk. Anak yang terkonfirmasi positif Covid-19 harus menjalani isolasi mandiri di rumah untuk mencegah penularan virusnya.

Berdasarkan panduan yang diterbitkan Kementerian Kesehatan, orang tua juga dituntut memiliki kepekaan terhadap kondisi anak, gejala, dan kapan harus melakukan isolasi mandiri. Berikut ini panduannya seperti dirangkum dari Panduan Bagi Keluarga dan Masyarakat Pencegahan dan Isolasi Mandiri Anak dan Remaja Dengan COVID-19

Pemberian Vaksin Covid-19

Sesuai anjuran pemerintah, anak usia 12-17 tahun saat ini sudah dapat divaksinasi Covid-19, namun anak-anak dengan kondisi khusus di bawah ini, vaksinasi sebaiknya
ditunda terlebih dahulu dan berkonsultasi dengan petugas
kesehatan:
• Demam 37.5oC atau lebih
• Sembuh dari Covid-19 kurang dari 3 bulan
• Pasca imunisasi lain kurang dari 1 bulan
• Hipertensi, Diabetes Melitus, penyakit-penyakit menahun, kelainan bawaan, defisiensi imun primer, penyakit autoimun
• Penyakit Sindrom Gullian Barre, Mielitis Transversa,
Acute Demyelinating Encephalomyelitis
• Anak dengan kanker yang sedang menjalani kemoterapi/radioterapi
• Sedang mendapat pengobatan imunosupresan/sitostatika berat

Bayi Lahir dengan Ibu Kontak Erat/Terkonfirmasi Covid-19

1. Inisiasi menyusui dini:
a. Dapat dilakukan bila status Ibu adalah kontak erat atau kasus suspek Covid-19 dan dapat dipertimbangkan pada Ibu dengan status terkonfirmasi Covid-19 (gejala ringan/ tanpa gejala), bila klinis Ibu maupun bayi baru lahir dikatakan stabil
b. Ibu dapat menggunakan APD minimal masker
c. Pastikan mencuci tangan sebelum menyentuh dan menyusui Bayi, serta melakukan etika batuk yang baik

2. Bayi sehat dari Ibu suspek Covid-19 dapat dirawat gabung dan menyusu langsung dengan mematuhi protokol pencegahan secara tepat
3. Bayi dari Ibu terkonfirmasi Covid-19 dilakukan perawatan di ruang isolasi khusus terpisah dari ibunya
4. Jika kondisi Ibu tidak memungkinkan merawat bayinya, maka keluarga lain yang berkompeten dan tidak terinfeksi Covid-19 dapat merawat bayi, termasuk membantu pemberian ASI perah selama Ibu dalam perawatan.
5. Pastikan ASI diperah mengikuti protokol kesehatan, botol ASI dibersihkan sebelum diberikan kepada pengasuh lain

Adapun pengertian kontak erat adalah jika seseorang berdekatan dengan kasus Covid-19
atau yang memiliki gejala Covid-19 dalam jarak 1 meter selama 15 menit atau lebih dan seseorang bersentuhan fisik langsung dengan kasus Covid-19 atau yang memiliki gejala Covid-19 (seperti bersalaman, berpegangan tangan, berpelukan, gendong, dll)

Anak Kontak Erat

1. Anak segera Isolasi Mandiri
2. Lapor ke Puskesmas setempat
3. Puskesmas akan menganjurkan untuk segera melakukan pemeriksaan swab PCR atau swab antigen. Anda dapat juga membawa anak ke laboratorium/fasilitas yang menyediakan pemeriksaan swab PCR/swab antigen:

Jika hasil negatif, lanjutkan isolasi mandiri. Jika timbul gejala sebelum hari kelima, laporkan ke puskesmas agar dilakukan pemeriksaan kembali. Jika tidak timbul gejala sampai hari kelima, lakukan kembali pemeriksaan swab PCR atau antigen. Jika negatif maka Isolasi mandiri selesai, jika positif lanjutkan isolasi.

Jika hasil positif, lanjutkan isolasi mandiri sesuai arahan dari puskesmas/petugas kesehatan

4. Setiap hasil positif laporkan kembali ke Puskesmas dan tetap lanjutkan isolasi mandiri

Untuk melakukan test Covid-19, hubungi Puskesmas terdekat atau laboratorium
terdaftar yang terdapat dalam link berikut: https://www.litbang.kemkes.go.id/
laboratorium-pemeriksa-covid-19/

Pemeriksaan swab baik PCR atau antigen dilakukan dengan memasukkan alat
seperti lidi kapas ke dalam rongga hidung/rongga tenggorokan yang dilakukan oleh petugas kesehatan atau ahli

Jika anak Anda saat ini sedang isolasi mandiri dan belum mendapatkan pengobatan, dapat melakukan telekonsultasi dengan tenaga kesehatan (Puskesmas atau RS terdekat) atau melalui layanan daring melalui https://isoman.kemkes.go.id/index.html atau link lainnya. Referensi untuk telekonsultasi dapat dilihat dalam aplikasi PeduliLindungi

Tanda Bahaya saat Isoman

1. Anak banyak tidur, kurang aktif seperti biasanya, kesadaran
menurun, dan atau
2. Terlihat sesak/sulit bernapas: napas cepat, tersengal-sengal,
hidung kembang kempis dan atau
3. Saturasi oksigen (<95%) dan atau
4. Kejang dan atau
5. Mata merah, ruam, leher bengkak dan atau
6. Demam > 39oC atau > 7 Hari dan atau
7. Tidak bisa makan dan minum dan atau
8. Mata cekung dan atau
9. Buang air kecil berkurang dan pekat
10. Bagi anak yang masih menyusu, anak tidak dapat menyusu/minum
Jika terdapat salah satu gejala diatas, segera menuju ke RS/pelayanan kesehatan terdekat yang
menyediakan layanan untuk Covid-19 atau konsultasikan gejala tersebut melalui layanan telekonsultasi. (*)