in

Pakai Baju Adat saat Debat, Bima-Mujab: Ini Busana Kebanggaan Warga Tegal

SLAWI (jatengtoday.com) – Dalam debat ke dua calon bupati Tegal, Kamis (14/11) paslon nomor urut 1 Bima-Mujab memilih tampil berbeda dari debat sebelumnya. Kali ini Bima-Mujab kompak mengenakan pakaian adat Kabupaten Tegal.

Pakaian adat yang mereka kenakan didominasi warna hitam, baik baju maupun celana komprangnya. Selain itu ada juga tambahan batik pinggang ikat, sandal slop serta ikat kepala wulung.

Bima mengatakan memang sengaja memilih pakaian ikonik Kabupaten Tegal agar masyarakat bangga pada kekayaan tradisi yang dimiliki.

“Ini salah satu kekayaan tradisi yang wajib kita uri-uri, kita lestarikan. Karena pakaian ini sekaligus jadi simbol jatidiri Tegal,” kata dia.

Mengenai makna dari pakaian adat Kabupaten Tegal itu Bima mengatakan memiliki spirit kesederhanaan dan kesigapan dalam bekerja.

“Nenek moyang kita selalu memberi isyarat tersembunyi terhadap apa yang mereka ajarkan. Termasuk soal pakaian ini. Tugas kita sebagai generasi penerus yang harus menjaga dan mengembangkannya,” kata dia.

Maka dia juga mengapresiasi kepemimpinan Umi Azizah yang telah mengeluarkan Peraturan Bupati tentang pakaian adat dan produk lokal. Peraturan tersebut menurutnya menjadi titik balik kembalinya tradisi Tegal pasca kepemimpinan Ki Enthus Susmono.

“Tentu saya mengucapkan terimakasih kepada Bu Umi dan Ki Enthus yang telah berjuang mengembangkan tradisi di Kabupaten Tegal. Saya dan Mas Mujab bertekad untuk melanjutkan perjuangannya,” kata dia. (*)