JAKARTA (jatengtoday.com) – Gempa bumi bermagnitudo 7,1 mengguncang wilayah Maluku Utara, Kamis (14/11/2019) pukul 23.17 WIB pada lokasi 1.63 Lintang Utara, 126.40 Bujur Timur atau 134 km barat laut Jailolo, Maluku Utara.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini tsunami terkait gempa bumi tersebut.
Daerah yang berpotensi tsunami berdasarkan bermodelan yaitu Halmahera Maluku Utara dengan status peringatan waspada, Kota Bitung Sulawesi Utara status waspada dan Kota Ternate Maluku Utara waspada.
Tsunami terdeteksi terjadi di Ternate pada Kamis (14/11) pukul 23.43 WIB dengan ketinggian air sekitar 0,06 meter dan Bitung pada Jumat dinihari pukul 00.08 WIB dengan ketinggian air 0,10 meter.
BMKG pun menyatakan peringatan dini tsunami akibat gempa bumi bermagnitudo 7,1 di Jailolo, Maluku Utara yang terjadi Kamis (14/11) pukul 23.17 WIB, telah berakhir.
“BMKG mencatat hingga pukul 01.53 WIB telah terjadi gempa susulan sebanyak 28 kali,” kata Kepala Pusat Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Dwikorita Karnawati saat jumpa pers di Kantor BMKG, Jakarta, Jumat dinihari.
Menurut Dwikorita, kekuatan gempa tektonik itu bervariasi yang terkecil Magnitudo 3,2 dan Magnitudo terbesar adalah 5,9. Namun demikian, pihaknya akan terus melakukan monitoring gempa-gempa susulan yang akan terjadi.
BMKG menyebutkan episenter gempa bumi di Malut terletak pada koordinat 1.63 LU dan 126.4 BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 134 km arah Barat Laut Kota Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara pada kedalaman 73 kilometer.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal. Ini akibat adanya deformasi atau penyesaran dalam Lempeng Laut Maluku,” kata Dwikorita.
Ia menjelaskan, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (Thrust Fault).
Ia menyebutkan, berdasarkan monitoring muka air laut melalui alat monitor, adanya gejala perubahan air laut di Ternate sekitar 6 centimeter, Pantai Jailolo sekitar 9 centimeter, dan Pantai Bitung.
Sementara, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bitung, Sulawesi Utara, Rudy Wongkar mengatakan, warga di pesisir pantai mencari tempat di ketinggian mengantisipasi tsunami akibat gempa bumi dengan magnitudo 7,1.
“Saat ini memang ada peringatan dini tsunami, warga pesisir sementara mengungsi,” sebut Wongkar di Manado, Jumat dini hari.
Dia mengatakan, warga pesisir yang mengungsi ke tempat tinggi yaitu berasal dari Kecamatan Madidir, Aertembaga dan Maesa.
“Saat ini kami masih menenangkan warga sambil mengarahkan mencari tempat-tempat yang lebih tinggi,” sebutnya.
Kondisi ketinggian air, kata dia, beberapa saat terjadi gempa masih normal dan belum ada kenaikan muka laut. “Kami harap warga tetap tenang,” harapnya. (*)
sumber : ant
editor : tri wuryono
in Peristiwa