in

Mahasiswa dan Dosen Uniba Solo Gelar Aksi Demo Tuntut Ketua Yayasan Mundur

SOLO (jatengtoday.com) – Ratusan mahasiswa, dosen, karyawan dan alumni Universitas Islam Batik (Uniba) Surakarta melakukan aksi damai menuntut Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Islam Batik (Yapertib) mundur, Selasa (30/6/2020).
Para pengunjuk rasa menuntut mundurnya Ketua Yapertib UNIBA Surakarta Solichul Hadi Ahmad Bakri, sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap semua kebijakan pengelolaan universitas. Namun yang bersangkutan justru tidak bersedia menemui.
Pengunjuk rasa juga membentangkan sejumlah spanduk antara lain berbunyi “Hentikan Liberalisasi dan Komersialisasi Pendidikan oleh Yayasan”, “Kewajiban Mahasiswa Sudah Dibayar Lunas, Tetapi Haknya Terpangkas”, “Bisnis Untuk Pendidikan atau Pendidikan Untuk Bisnis”, dan “Biyen Aku Isih Betah Sue-Sue Wegah Ngerti Kampusku Samsayo Bubrah”.
Dekan Fakultas Tehnik Sain dan Pertanian Uniba Surakarta Sri Yuli Rahmawati dalam orasinya mengatakan aksi damai hari ini menindaklanjuti aksi sebelumnya yang digelar oleh mahasiswa, Senin (22/6), yang berakhir dengan ditandatangani dan disetujui 10 tuntutan oleh pihak Yapertib.
Namun, kata Sri Yuli, Dewan Pembina yakni Solichul Hadi Ahmad Bakri yang seharusnya bertanggung jawab terhadap semua kebijakan pengelolaan universitas justru melarikan diri bersama anaknya yang bertindak sebagai staf bendahara Yapertib Uniba.
Bahkan, kata Sri Yuli, aksi mahasiswa tersebut berdampak keluarnya Surat Keputusan (SK) pelimpahan wewenang dari Yapertib kepada Rektor Uniba. Hal ini, membuktikan bahwa Dewan Pembina dan Yapertib cuci tangan dan tidak bertanggung jawab terhadap tuntutan mahasiswa.
Selain itu, kata Direktur Paska Sarjana Uniba Surakarta Istiatun, penyelewengan jabatan di Yapertib sudah sangat jelas ketika Ketua Yapertib mengangkat dirinya sebagai Dewan Pembina dan kemudian memasukkan kedua anaknya ke jabatan strategis di Kepengurusan Yapertib, yakni sebagai sekretaris dan staf bendahara.
Rektor Uniba Surakarta Dr Pramono Hadi dalam kesempatan itu mengatakan aksi damai ini merupakan puncak kekecewaan, karena sudah terjadi tata kelola yang tidak benar di Uniba, baik ditingkat sumber daya manusia (SDM) yang tidak kompeten maupun pengalokasian dana yang tidak pas.
Konsep kesalahan yang pertama, yakni Direktorat hanya bisa mengeluarkan daya usul, bukan pengambil daya keputusan. Sehingga, semuanya tersentral kepada yayasan, maka kesalahan Yapertib sangat pokok dan perlu direformasi.
“Saya sebagai rektor harus bertanggung jawab, artinya sebagai kegagalan dan kami harus mundur sebagai etika akademik,” kata Pramono.
Amir Junaedi selaku koordinator lapangan mengatakan aksi mahasiswa pada 22 Juni 2020 menjadi penyemangat dosen, karyawan, dan alumni Uniba melakukan aksi hari ini.
Menurut Junaedi, mereka sepakat menolak adanya nepotisme di dalam Yapertib Surakarta dengan mengeluarkan ketua bersama kroninya, lakukan audit investigasi seluruh aset Yapertib. Selain itu, mereka juga menolak intervensi Yapertib dalam pengelolaan universitas.
Aksi ini juga diwarnai pembakaran ban bekas di tengah halaman Uniba, karena pihak Yapertib tidak mau menemui mereka. (ant)
editor : tri wuryono