in

Jelang Hari Anak Nasional, Gus Tanto Keluhkan Sistem Pembelajaran Online

SEMARANG (jatengtoday.com) – Jelang peringatan Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli mendatang, Pimpinan Pondok Pesantren Istighfar Perbalan Semarang, Gus Tanto mengutarakan unek-uneknya terkait sistem pendidikan saat ini.

Menurutnya, pandemi Covid-19 berdampak pada terpuruknya sektor ekonomi dan pendidikan. Bahkan, Gus Tanto menyebutnya sebagai bentuk pembunuhan pendidikan. Ini terbukti dengan adanya peralihan dari pendidikan tatap muka menjadi sistem online.

“Akibatnya terjadi pembatasan durasi waktu belajar. Dulu siswa belajar mulai dari pukul 07.00 pagi hingga pukul 15.00, namun sekarang hanya berlangsung selama dua jam tanpa harus tatap muka,” ujarnya, Senin (20/7/2020).

Menurut Gus Tanto, sistem pembelajaran online tersebut tidak efektif. Terutama bagi siswa yang masih tingkat SD dan SMP. Siswa pada tingkatan ini belum saatnya mengenal pembelajaraan secara online. Bahkan, sistem ini sangat merepotkan orang tua.

Dia mengaku kerap mendapat aduan dari para orang tua siswa. Umumnya, keluhan utama mengenai ketidakdisiplinan waktu. Misalnya belajar online yang sedianya dimulai pukul 07.00, tetapi kadang ditunda sampai jam 09.00.

“Kasihan anak yang masih belia. Mereka belum paham sistem belajar secara online. Padahal tujuan orang tua memasrahkan anak kepada guru agar terdidik secara intelektual. Sementara tugas orang tua di rumah mendidik kepribadian anak agar bermoral,” keluh Gus Tanto.

Ia menilai, sebagai negara berkembang, Indonesia belum siap menerapkan pembelajaran online. Siswa masih membutuhkan pembelajaran secara tatap muka. Berbeda dengan negara maju yang notabene sudah didukung dengan fasilitas teknologi yang mumpuni.

“Kami mengimbau bagi pemimpin yang bergelut dalam bidangnya harus tegas dan berani mengambil kebijakan. Jika memang selama pandemi ini belum waktunya untuk sekolah, lebih baik ditunda dan dibuka kembali menunggu tahun ajaran baru,” tandas Gus Tanto. (*)

 

editor: ricky fitriyanto