SEMARANG (jatengtoday.com) – Banjir kembali merendam Jalan Kaligawe Semarang, Jumat (5/2/2021). Ruas jalan pantura di wilayah tersebut terendam dengan ketinggian berkisar setengah meter hingga satu meter. Paling parah terjadi di bawah terowongan Jembatan Tol Muktiharjo.
Tentu saja kondisi itu mengakibatkan kemacetan cukup panjang. Arus lalu-lintas berjalan merambat. Tidak sedikit kendaraan bermotor mogok karena mesin terendam.
Sekda Kota Semarang, Iswar Aminudin menyebut banjir yang merendam ruas Jalan Kaligawe tersebut salah satunya disebabkan adanya sumbatan sampah di sungai.
“Ditemukan tumpukan sampah di banyak titik sungai,” ungkapnya, Jumat (5/2/2021).
Dikatakannnya, permasalahan sampah ini masih menjadi kendala sejak beberapa tahun sebelumnya. Sumbatan sampah menjadi penyebab terjadinya banjir. “Sekali lagi sumbangsih kita harus merawat lingkungan. Ayolah mulai sekarang bukan saatnya lagi membuang sampah sembarangan,” katanya.
Saat ini, kata Iswar, sistem penanganan banjir dan rob di wilayah Semarang Timur atau pantai utara Semarang telah selesai dikerjakan. Diantaranya adalah sistem bendung dan pompa Kali Tenggang dan Sringin, termasuk normalisasi sungai telah dilakukan. Tapi mengapa masih terjadi banjir?
“Di samping curah hujan tinggi, memang kapasitas pompa harus ditingkatkan,” terangnya.
Kapasitas pompa di Kali Sringin dan Tenggang totalnya 22 ribu meter kubik, masing-masing 10 ribu kubik dan 12 ribu kubik. Pihaknya mengaku telah melakukan koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana.
BACA JUGA: Antisipasi Banjir Kaligawe, Dipasang Pompa Berkapasitas 10 Ribu Liter per Detik
“Akan diambil pompa dari tempat lain untuk dibawa ke Kali Sringin. Mudah-mudahan 1-2 hari ini penyedotan bisa selesai,” katanya.
Anggota Komisi C DPRD Kota Semarang, Joko Santoso mengatakan permasalahan banjir di Kota Semarang perlu dilakukan secara berkelanjutan. Setelah normalisasi sungai, perbaikan drainase, perlu membuat embung untuk resapan.
“Normalisasi Kali Tenggang hingga hulu sampai saat ini belum terealisasi. Selain itu, satu catatan menurut saya perlu membuat embung di sekitar Jalan Kaligawe Raya,” katanya.
Terowongan Jembatan Tol Muktiharjo merupakan daerah cekungan. Kondisi jalan nasional di ruas tersebut tidak bisa ditinggikan. “Kalau ditinggikan, kendaraan berat tidak bisa melintas. Maka menurut saya paling efektif membuat embung. Selain ini memaksimalkan pompa,” katanya.
BACA JUGA: Banjir Genuk dan Kaligawe Akibat Pompa Tak Berfungsi?
Kabid Sumber Daya Air dan Drainase, Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang, Arif Dwi Harjono mengatakan sejauh ini penanganan banjir dan rob di wilayah pesisir Semarang yang dinilai cukup berhasil adalah di wilayah Tanah Mas. “Tanah Mas sudah mencapai 80 persen tidak banjir,” katanya.
Menurutnya, problem penanganan banjir di Kota Semarang adalah persoalan sampah. Sebab, sampah tersebut mengakibatkan tersumbatnya saluran hingga menyebabkan banjir. “Kalau masyarakat masih membuang sampah sembarangan, maka berpengaruh terhadap operasional pompa. Maka dari itu dibutuhkan peran serta dari masyarakat untuk mendukung program yang dijalankan pemerintah kota,” ungkap dia. (*)
editor: ricky fitriyanto