in ,

Industri Pengolahan Nanas Sulit Akses Bantuan Modal

PEMALANG – Pelaku industri pengolahan nanas di Desa Belik, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang mengaku masih kesulitan mengakses bantuan modal dari bank milik pemerintah kabupaten maupun provinsi.

Mereka mengaku sudah mengajukan bantuan modal. Hanya saja pengajuan itu ditolak, karena usaha yang mereka jalankan masih dianggap terlalu kecil.

“Katanya, usahanya masih kecil lalu ditolak. Justru kita ingin pinjam modal itu agar usaha kita menjadi lebih besar,” ujar Azizah, salah satu pegiat industri pengolahan nanas, saat berdialog dengan calon wakil gubernur Jawa Tengah Ida Fauziyah, Sabtu (24/3) malam.

Untuk bantuan dari pemerintah, menurutnya, sudah ada. Hanya saja bentuknya berupa alat. “Soal bantuan modal tidak ada realisasi,” bebernya.

Azizah mengatakan, bersama perempuan sekitar, mereka mengolah nanas menjadi berbagai makanan olahan. Mereka mengusung nama “Bellage”. Ada coktail, sirup, pulpy, manisan, krupuk, steak, dodol, selai, hingga sampo nanas,” sebutnya.

Mereka bergerak bersama mengolah nanas sejak 18 Februari 2012. Meski demikian, kata dia masih butuh banyak bimbingan dari berbagai pihak, selain masalah modal.

“Terutama soal pengepakan dan marketing. Untuk pengepakan, misalnya untuk yang produk minuman,” jelasnya.

Selama ini, kelompoknya sudah mengantongi izin usaha rumah tangga hingga sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). “Namun soal pemasaran ini masih terbatas, belum bisa dijual luas,” katanya.

Kecamatan Belik Pemalang adalah sentra nanas madu. Hampir semua warga bertani nanas. Harga nanas dari petani rata-rata Rp2.000/butir, dari tengkulak Rp3.000/ butir dan di pasaran mencapai Rp7.000/butir.

“Karena itu, kita berusaha melakukan terobosan dengan industri pengolahan nanas ini,” kata Azizah.

Sementara itu Ida Fauziyah mengatakan, kelompok seperti “Bellage” tetap harus mendapat pendampingan dari pemerintah.

“Wilayah ini punya potensi nanas, mereka kreatif melakukan pengolahan biar ada nilai lebih. Tentu pemerintah tidak bisa lepas tangan dan perlu melakukan pendampingan,” tandasnya. (ajie mh)

Editor : Ismu Puruhito

Ajie MH.