in

Gunung Sinabung Kembali Erupsi, Empat Kecamatan Diguyur Hujan Abu

MEDAN (jatengtoday.com) – Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, pada Sabtu (8/8/2020) dini hari sekitar pukul 01.58 WIB kembali erupsi dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 2.000 meter di atas puncak atau kurang lebih 4.460 meter di atas permukaan laut.
Pos Pengamatan Gunung Api Sinabung Badan Geologi dan PVMBG dalam keterangannya menyampaikan erupsi kali ini merupakan yang pertama di masa pandemi Covid-19 sejak 9 Juni 2019 dengan melontarkan abu vulkanik kurang lebih 7.000 meter di atas puncak atau kurang lebih 9.460 meter di atas permukaan laut.
Kolom abu teramati berwarna kelabu hingga coklat dengan intensitas sedang hingga tebal condong ke arah timur Gunung Sinabung. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 120 mm dan durasi lebih kurang 1 jam 44 detik.
Saat ini Gunung Sinabung berada pada Status Level III (Siaga) dengan rekomendasi masyarakat dan pengunjung/wisatawan agar tidak melakukan aktivitas di desa-desa yang sudah direlokasi.
Selain itu, warga atau pengunjung juga dilarang berada di lokasi dalam radius radial 3 km dari puncak Gunung Sinabung serta radius sektoral 5 km untuk sektor selatan-timur, dan 4 km untuk sektor timur-utara.

Hujan Abu Vulkanik

Sebanyak empat kecamatan di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara terkena dampak erupsi Gunung Sinabung yang menyemburkan abu vulkanik setinggi 2.000 meter.
“Wilayah yang terdampak abu vulkanik Gunung Sinabung, yakni Kecamatan Naman Teran, Kecamatan Berastagi, Kecamatan Simpang 4, dan Kecamatan Merdeka,” kata petugas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Muhamad Nurul Assori di Kabupaten Karo.
Pihak Pos PVMBG mengimbau warga menggunakan masker atau pelindung diri agar tidak terpapar abu vulkanik. Warga juga diimbau tidak memasuki zona merah kawasan Sinabung karena masih tinggi aktivitas vulkanik gunung itu.
“Imbauan warga apabila terdampak abu memakai masker dan pelindung diri,” ujarnya.
Jika terjadi hujan abu, masyarakat diimbau memakai masker bila keluar rumah untuk mengurangi dampak terhadap kesehatan dari abu vulkanik. Mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang lebat agar tidak roboh.
Selain itu, masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar tetap waspada terhadap bahaya lahar.
Berikut hasil pemantauan Gunung Sinabung yang dilakukan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Tingkat aktivitas G. Sinabung adalah Level III (Siaga) sejak 20 Mei 2019.

Data pemantauan:

Visual: Selama periode 1 Juli – 7 Agustus 2020. Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis hingga tebal tinggi sekitar 50-500 meter dari puncak. Pada 8 Agustus 2020 pukul 01:58 WIB terjadi erupsi, menghasilkan kolom erupsi berwarna kelabu hingga coklat, tinggi sekitar 2000 m dari atas puncak, intensitas sedang hingga tebal. Kolom erupsi condong ke arah timur.
Kegempaan: Jumlah dan jenis gempa yang terkam selama 1 Juli hingga 7 Agustus 2020 pukul 24.00 WIB, didominasi oleh Gempa Hembusan, Tektonik Lokal, dan Gempa Tektonik Jauh. Pada tanggal 7 Agustus 2020 terekam 15 kali Gempa Hembusan, 6 kali Gempa Low Frequency, 21 kali Gempa Vulkanik Dalam dan 2 kali Gempa tektonik Jauh. terjadi peningkatan Gempa Vulkanik. Pada 8 Agustus 2020 pkl. 01:58 WIB terekam satu kali Gempa letusan dengan amplituda maksimum 120 mm dan lama gempa 1 jam 44 detik.

Analisis

Erupsi yang terjadi bersifat freatik, tidak didahului oleh kenaikkan gempa-gempa vulkanik yang signifikan, menandakan tidak adanya suplai magma ke permukaan. Erupsi yang terjadi pada 8 Agustus 2020 lebih diakibatkan oleh overpressure dan aktivitas permukaan.
Erupsi hanya berlangsung singkat, tidak diikuti oleh kenaikan kegempaan dan perubahan visual yang mengarah pada rangkaian erupsi yang lebih besar.

Potensi bahaya

Mengingat sifat dan karakter erupsi G. Sinabung, saat ini potensi erupsi eksplosif masih ada, bersamaan dengan kejadian awanpanas letusan.
Saat ini potensi ancaman bahaya berupa hujan abu lebat di sekitar puncak G. Sinabung. Material abu dapat terbawa ke daerah yang lebih jauh dari puncak, tergantung arah dan kecepatan angin.

Kesimpulan

Aktivitas vulkanik G. Sinabung fluktuatif, baik secara visual maupun instrumental. Tidak teramati adanya gejala perubahan sifat erupsi ataupun peningkatan potensi ancaman bahaya. Sebaran material erupsi tanggal 8 Agustus 2020 masih pada radius Kawasan Rawan Bencana yang direkomendasikan. Tingkat aktivitas G. Sinabung adalah Level III (SIAGA).

Rekomendasi

Dalam tingkat aktivitas Level III (SIAGA) agar Masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak melakukan aktivitas pada desa-desa yang sudah direlokasi, serta lokasi di dalam radius radial 3 km dari puncak G.Sinabung, serta radius sektoral 5 km untuk sektor selatan-timur, dan 4 km untuk sektor timur-utara
(ant/esdm)
editor : tri wuryono