in

Ganjar Berdialog dengan Santri Asal Papua

BLORA (jatengtoday.com) – Sarasehan Pramuka Santri Pondok Pesantren Siap Mandiri dan Menjaga NKRI di PP Al Alif Tamanrejo, Tunjungan, Blora, Selasa (27/8/2019) dipenuhi canda tawa.

Seperti ketika Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengajak santri Pramuka dari Pondok Pesantren Balekambang, M Muhayyinul Fairus berdialog. Siswa kelas 11 SMK Balekambang Jurusan Teknik Kendaraan Ringan itu ditanya Ganjar terkait cita-citanya yang ingin menjadi TNI AD. Tetapi ketika ditanya perbedaan Kodim dan Dandim, Fairus tak bisa menjawab tetapi justru memancing tawa. Karena wajahnya tak lagi menghadap Ganjar. Ia menengok ke kanan, kiri dan belakang.

“Lho tho, meh dadi tentara ora iso njawab. Malah nolah-noleh,” kata Ganjar.

Dibantu anggota TNI, Fairus pun mendapat jawaban. Jika Dandim adalah Komandan Dandim, sedangkan Kodim merupakan komando distrik militer atau kesatuan militer di tingkat kabupaten atau kota. Tingkatan kepangkatan pun juga ditanyakan Ganjar. Lagi-lagi Fairus tak bisa menjawab. Dan kembali mengundang tawa.

“Serda, Sertu, Serka, Serma,” jawab Fairus dibantu anggota TNI yang duduk di dekatnya.

Setelah Fairus, Ganjar mengundang dua Pramuka santri asal Sorong, Papua yang sudah dua bulan ini nyantri di PP Raudhatul Tholibien untuk maju ke depan. Di pesantren yang diasuh oleh KH Mustofa Bisri atau yang dikenal dengan Gus Mus itu, menjadi pilihannya setelah lulus SD di Sorong. Namanya Azam Paus Paus dan Irwan Taufik.

“Ada saudara yang pernah mondok di Rembang. Saya ingin bisa mengaji seperti dia. Kemudian beliau mengarahkan saya untuk mondok di Rembang,” katanya.

Karena papeda menjadi makanan khas Papua, Ganjar pun meminta anggota Pramuka lainnya menjelaskan bagaimana bentuk fisik papeda. Mereka yang berhasil menjawab diberikan hadiah tabungan dari Bank Jateng masing-masing Rp 500 ribu. Termasuk Fairus, Irwan dan Azam. (kom)

editor : ricky fitriyanto