SEMARANG (jatengtoday.com) – Ketika Jateng dilanda persoalan, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo mengaku selalu meminta pendapat dari alim ulama. Tak hanya soal sosial, juga politik, ideologi, hingga ekonomi.
Diskusi dengan alim ulama itu, kata Ganjar, menjadi salah satu kunci untuk mencari solusi setiap permasalahan yang ada. Eratnya hubungan ulama dan umaro mampu memberikan kedamaian pada masyarakat.
“Biasanya ditemani kopi dan pisang goreng, jadi keluar dari musyawarah dengan suasana bahagia. Semua bisa lapang dada,” ucapnya membeberkan resep kondusifitas Jateng kepada Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin saat Musyawarah Bersama MUI, DMI, BWI, IPHI dan Baznas Jateng, di gedung Gradhika Bhakti Praja, kompleks kantor Gubernur Jateng, Jumat (13/12/2019).
Tak hanya untuk menyelesaikan masalah, dalam pengambilan keputusan dan kebijakan politik, dia selalu melibatkan ulama, romo, kyai dan tokoh agama lainnya. Pendapat dan masukan dari para ulama tersebut selalu didengarkan, untuk kemudian digunakan sebagai pijakan pengambilan keputusan.
Sinergitas dengan ulama, lanjutnya, juga dilakukan sebagai upaya mengatasi persoalan kemiskinan. Melalui program Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), berbagai persoalan kemiskinan di Jateng dapat teratasi dengan baik.
“Baznas di Jateng berkembang dahsyat, berbagai problem sosial masyarakat yang tidak dapat diselesaikan dengan pembiayaan negara, kami selesaikan dengan Baznas,” tandasnya.
KH Ma’ruf Amin mengatakan, sinergi antara ulama dan umaro penting sebagai cara mensejahterakan masyarakat.
Ma’ruf juga mengapresiasi kinerja Pemprov Jateng dalam optimalisasi zakat, infaq dan sedekah. Menurutnya, hal itu belum dioptimalkan oleh daerah-daerah lain di Indonesia.
“Zakat kita sekarang bari 3,5 persen dari potensi zakat nasional yang kalau dihitung mencapai Rp230 triliun. Sekarang yang sudah dipungut itu baru sekitar Rp 8 triliun. Jadi memang harus digenjot agar persoalan umat dapat segera selesai,” tandasnya. (lhr)
editor : ricky fitriyanto