in

Evakuasi Heli Mi-17 Libatkan Pasukan Khusus hingga Tokoh Adat

JAYAPURA (jatengtoday.com) – Proses evakuasi helikopter Mi-17 yang jatuh di Kabupaten Pegunungan Bintang masih terkendala cuaca. Operasi tersebut melibatkan tokoh-tokoh lokal dan tim gabungan TNI, Polri, termasuk pasukan khusus dari Batalyon Infanteri 751/Raider.
Komando Resort Militer (Korem) 172/Praja Wira Yakthi (PWY) mengumumkan adanya kendala cuaca yang selalu berubah dalam proses evakuasi helikopter bernomor registrasi HA-5138 milik Penerbangan TNI AD (Penerbad) itu.
Komandan Korem (Danrem) 172/PWY, Kolonel Inf Luhut Binsar Sianipar mengatakan, peninjauan ulang lokasi pendaratan untuk proses evakuasi Heli MI-17 telah rampung dilakukan pada Rabu (12/2) pagi.
“Pada pukul tujuh pagi sudah melakukan peninjauan ulang, diharapkan ini yang terakhir ke sasaran, kami meninjau titik pendaratan kemudian rute yang bisa digunakan pada saat evakuasi, peninjauan ini sudah selesai dalam keadaan aman,” katanya, Kamis (13/2/2020).
Menurut dia, untuk proses evakuasi sudah ada tambahan tiga unit Heli Bell TNI AD, selain itu juga telah berkoordinasi dengan penerbangan swasta untuk bantuan heli.
“Kami sudah berkoordinasi dengan seluruh pilot mudah-mudahan kalau cuaca mengizinkan sudah mulai kegiatan evakuasi baik itu mencari korban termasuk barang-barang yang diperlukan untuk mengetahui penyebab terjadinya kecelakaan,” ujarnya.
Dia menjelaskan cuaca di wilayah pegunungan Papua cukup ekstrem, terkadang cuma diberikan waktu satu hingga dua jam untuk terbang, itulah yang menjadi faktor utama kendala untuk melakukan upaya pencarian. “Setidaknya diberikan waktu dua jam saja untuk mendrop pasukan guna melakukan evakuasi,” katanya lagi.
Dia menambahkan untuk proses evakuasi, pihaknya melibatkan kurang lebih satu SSK dari Batalyon Inf 751/Raider dan tim kesehatan gabungan dari TNI , Polri dan SAR termasuk melibatkan masyarakat lokal dan tokoh-tokoh setempat.
Lokasi jatuhnya Heli MI-17 berada di salah satu tebing Pegunungan Mandala dengan ketinggian 12.500 kaki (sekira 3.810 meter), di Distrik Oksop, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. Heli tersebut hilang kontak saat melaksanakan misi penerbangan dari Bandara Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang ke Bandara Sentani Jayapura pada 28 Juni 2019.
Helikopter tersebut dilaporkan membawa 12 orang, terdiri atas tujuh orang kru dan lima orang personel Satuan Tugas Batalyon Infatri (Satgas Yonif) 725/Woroagi (WRG) yang akan melaksanakan pergantian pos saat melaksanakan misi pendorongan logistik ke Pos Udara Pengamanan Perbatasan (Pamtas) di Distrik Okibab, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. (ant)
editor : tri wuryono

Tri Wuryono