SEMARANG (jatengtoday.com) – PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta menjamin kecukupan pasokan listrik untuk mendukung investor yang ingin menanamkan modal di wilayah ini.
“Berapapun daya listrik yang dibutuhkan industri, kami siap. Jadi industri tidak perlu membangun (pembangkit) sendiri,” kata General Manager PLN UID Jateng dan DIY Feby Joko Priharto di Semarang, Selasa (17/12/2019).
Menurut Feby, kapasitas terpasang produksi listrik Jateng dan DIY saat ini sekitar 7.500 MW, dengan produksi existing sekitar 5.600 MW, sedangkan kebutuhan sehari-hari pada beban puncak sekitar 4.300 MW sehingga ada sisa 1.300 MW.
Oleh karena itu, Feby menegaskan jika pihaknya siap melayani dan memenuhi kebutuhan listrik bagi investor yang menanamkan modal di Jateng. Ia menyebutkan, pihaknya baru saja menandatangani kontrak pemasangan dengan dua investor sebesar 63 MVA. Kawasan industri baru Jateng itu, antara lain di Kabupaten Cilacap, Rembang, Kebumen dan Brebes.
Menurut rencana, PLTU Batang pada medio 2020 juga mulai beroperasi dengan produksi 1.000 MW dari kapasitas terpasang 2.000 MW. Begitu pula PLTU Tanjung Jati B Jepara juga akan menyediakan tambahan setrum sekitar 1.000 MW pada tahun 2020.
Relokasi puluhan industri dari kawasan Jabodetabek dan investasi dari mancanegara ke Jawa Tengah yang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif bakal membutuhkan dukungan ketersediaan listrik. “Jangan pernah ada keraguan untuk berinvestasi di Jateng, PLN Jateng dan DIY siap memenuhi kebutuhan, berapapun yang diperlukan,” Feby menegaskan.
Feby menambahkan saat ini elektrifikasi di Jateng mencapai 99 persen sehingga tinggal 1 persen yang belum teraliri listrik. “Ini tinggal menunggu waktu saja. Itu juga membutuhkan kesiapan konsumen,” katanya.
Disebutkan, di Jateng tecatat ada sekitar 10,4 juta keluarga, sedangkan jumlah pelanggan di provinsi ini terekam sekitar 11,5 juta. “Selisih ini karena ada pelanggan, yang selain memiliki rumah, juga memiliki toko dan lainnya,” katanya. (ant)
editor : tri wuryono
in Ekonomi