in

Dewa Kipas Vs Irene Disiarkan Langsung di YouTube Deddy Corbuzier, Grand Master Incar Hadiah Rp 150 Juta?

SEMARANG (jatengtoday.com) – Pertandingan catur Dewa Kipas vs Grand Master Irene Kharisma Sukandar akan disiarkan secara langsung di kanal YouTube Deddy Corbuzier pada Senin (22/3/2021) pukul 15.00 WIB.

Pertandingan ini bakal menjadi pembuktian skill setelah Dewa Kipas aka Dadang Subur dikatakan curang saat melawan Gotham Chess alias Levy Rozman di chess.com, 2 Maret 2021 lalu.

Di pihak lain, warganet menuding Irene mata duitan karena menerima tantangan Dewa Kipas setelah disediakan hadiah Rp 150 juta.

Baca juga: Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka 5-16 April, Sekolah Boleh Mengajukan Diri

Pasalnya, Irene pernah menolak ketika ditantang bermain catur oleh Dewa Kipas. Bukan tanpa alasan, Irene mengaku menolak tantangan dari Dewa Kipas karena sedang mempersiapkan diri menghadapi kompetisi catur tingkat dunia.

Meski begitu, setelah mendapat desakan dari berbagai pihak, Irene akhirnya menerima tantangan Dewa Kipas bermain catur dan akan disiarkan secara live setreaming di YouTube.

“Saya sangat simpati kepada beliau, saya melihat sebagai orang tua beliau memiliki hobi catur, beliau sangat mencintai catur, sebenarnya ini menyentuh hati saya, karena kita berdua sama-sama mencintai catur,” kata Irene di kanal YouTube yang diunggah, Jumat (19/3/2021).

Baca juga: Pesanan 38 Unit GeNose Diantar Rektor UGM, Ganjar: Tak Langsung Digunakan

Irene juga dituding warganet sebagai panjat sosial atau pansos, berupaya mengambil panggung dalam kasus polemik Dewa Kipas.

Tudingan itu ditampik Irena. “Saya ini atlet, bukan artis. Justru karena saya atlet, yang saya tuju adalah prestasi, bukan sensasi. Jadi, panggung saya adalah panggung keolahragaan,” jelasnya.

“Jadi justru sensasi-sensasi yang seperti ini sebenarnya saya tidak terlalu setuju, tapi ya memang karena kasus ini sudah telanjur besar, apapun yang akan saya suarakan saya akan masuk ke dalamnya, jadi untuk hal ini silakan teman-teman sendiri yang menilai,” paparnya.

 

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Irene Sukandar (@irene_sukandar)

Baca juga: Trigana Air Tergelincir, Bandara Halim Ditutup Sementara

Irene, yang mendapat tudingan mata duitan karena hadiah tersebut, mengatakan bahwa adanya sebuah hadiah dalam suatu pertandingan adalah hal yang wajar. Terlebih, dirinya adalah seorang profesional.

“Catur ini adalah profesi saya, di mana-mana saya tuliskan pecatur profesional, atau kalau dalam bahasa Inggris di situ Indonesian Chess Profesional, itu maksudnya adalah karena itu profesi saya, saya menginginkan adanya apresiasi tersebut,” kata Irene.

Lepas dari itu, Irene Kharisma Sukandar yang menyandang predikat Grand Master Putri (WGM) Indonesia ini menuturkan, pertandingan catur melawan Dewa Kipas untuk mengakhiri polemik dunia percaturan.

Baca juga: PM Inggris Boris Johnson Terima Suntikan Pertama Vaksin AstraZeneca

“Setelah hal ini jangan ada yang dirugikan, karena yang ingin kita capai adalah kedamaian, selesai. Tapi, memang harus menjunjung azas-azas kebenaran, ada yang kita ketahui, apa yang kita punyai dari data-data, itu bisa menjadi salah satu acuan kebenaran,” paparnya.

Irene mengatakan mendapat serangan dari warganet di akun media sosialnya setelah melayangkan surat terbuka kepada Deddy Corbuzier. Dia menyadari betul bahwa tindakan untuk buka suara tersebut akan berisiko demikian.

Dalam surat tersebut Irene mengaku tidak menyangka bahwa pemberitaan tentang GothamChess dan Dewa Kipas akan sebesar seperti saat ini.

Menurut Irene, kejadian ini sudah merugikan banyak pihak dan kepopuleran yang didapat tidak sebanding dengan rasa malu yang dia rasakan dan para pecatur profesional lainnya di mata dunia percaturan internasional.

Sementara itu, Deddy Corbuzier sengaja memberikan fasilitas pertandingan catur Dewa Kipas vs Irene di kanal Youtube-nya yang biasa digunakan untuk podcast.

“Kalau GM Irene menang luar biasa, kita berikan penghargaan, tepuk tangan untuk beliau, tapi beliau juga sudah Grand Master. Kalau Dewa Kipas menang kita menemukan permata di dasar laut, kan tidak ada yang tahu,” ungkapnya. (*)

editor : tri wuryono