in

Dapat Ganti Untung Lahan, 33 Warga Wadas Berangkat ke Tanah Suci

Tak hanya sendiri, warga Wadas lanjut Sumardi membawa serta keluarga seperti anak, istri, mertua, cucu dan kerabat dekat untuk berangkat Umroh.

Puluhan warga Wadas berangkat umrah setelah mendapat ganti untung dari pembebasan lahan. (istimewa)

SEMARANG (jatengtoday.com) – Sebanyak 33 Warga Wadas dan 7 warga Kaliwader Kecamatan Bener Kabupaten Purworejo kompak berangkat bersama ke Tanah Suci untuk melaksanakan ibadah Umroh. Mereka berangkat dengan biaya hasil ganti untung lahan untuk proyek Bendungan Bener.

Salah satu warga Wadas, Sumardi,62, mengatakan, 33 warga Wadas itu berangkat bersama pada Jumat (5/8/2022).

Saat ini, mereka berada di Madinah dan melakansakan rangkaian ibadah Umroh dan sore ini rencananya akan bertolak ke Makkah.

“Kami berangkat bersama-sama, dari Desa Wadas ada sekitar 33 orang dan dari Desa Kaliwader ada sekitar 7 orang. Itu semua berangkat dengan uang ganti untung penambangan kuari di desa kami yang akan digunakan untuk pembangunan Bendungan Bener,” katanya saat dikonfirmasi, Selasa (9/8).

Tak hanya sendiri, warga Wadas lanjut Sumardi membawa serta keluarga seperti anak, istri, mertua, cucu dan kerabat dekat untuk berangkat Umroh. Sumardi sendiri, berangkat Umroh dengan mengajak serta anak dan istrinya.

“Ya alhamdulillah sekali, dengan adanya uang ganti untung itu, kami mendapatkan berkah. Impian saya untuk ziarah ke tanah suci akhirnya tercapai,” ucap warga dusun Winong Desa Wadas ini.

Lebih dari Rp 2 Miliar

Sumardi mengatakan, dua bidang lahan yang dimilikinya dibebaskan dengan uang ganti untung lebih dari Rp 2 miliar.

Uang itu sudah ia gunakan untuk kebutuhan penting lain seperti membeli tanah, dan sisanya ia gunakan untuk memenuhi keinginannya termasuk berangkat Umroh.

“Saya rasanya seperti mimpi, saya masih tidak percaya sekarang bisa berada di tanah suci. Ini berkah dari Bendungan Bener,” katanya.

Sumardi sudah lama memimpikan bisa berangkat Umroh. Namun karena ekonomi keluarga dan dia hanya bekerja sebagai petani, mimpi itu ia kubur dalam-dalam.

“Namanya petani, penghasilan tidak menentu. Cukup untuk hidup saja alhamdulillah, tidak kepikiran untuk menabung. Alhamdulillah sekarang mimpi saya terlaksana,” ujarnya.

Sumardi berharap, warga Wadas lain yang sampai hari ini belum mau menyerahkan lahannya untuk kepentingan proyek strategis nasional itu segera sadar.

Mereka diharapkan tidak terpengaruh oleh pihak-pihak luar yang justru memberikan pengaruh negatif.

“Saya juga berharap, mudah-mudahan sedulur saya di Wadas bisa kembali guyub rukun seperti dulu. Kondisi sosial masyarakat bisa kembali rukun seperti dulu, tidak seperti sekarang yang membuat semua tidak nyaman,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Desa Wadas, Fahri Setyanto saat dikonfirmasi membenarkan bahwa banyak warganya yang berangkat Umroh setelah mendapat uang ganti untung.

Menurutnya, itu hal yang bagus dibanding untuk membeli hal lain yang hanya sifatnya untuk hura-hura.

“Memang mayoritas warga menggunakan uang ganti untung untuk hal-hal yang baik. Di antaranya untuk beli tanah, beli rumah, modal usaha dan lainnya. Kami dari pemerintah memang menganjurkan untuk itu, yang paling penting tanah kembali ke tanah, sisanya untuk modal usaha dan lainnya termasuk untuk Umroh itu,” tandasnya. (*)