in

BRT Trans Semarang Segera Punya Jalur Khusus

SEMARANG (jatengtoday.com) – Rencana pembangunan Dedicated Line atau jalur khusus Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang saat ini dalam tahap Studi Kelayakan.

Pra Studi Kelayakan telah dilakukan sejak awal 2019 lalu. Proyek ini ditangani PT Sarana Multi Infrastruktur (MSI) dan GIZ Sutri NAMA–Indobus. “Setelah Pra Studi Kelayakan selesai, akan dilanjutkan Studi Kelayakan, untuk mengetahui lebih detail terkait dengan rencana pembangunan jalur khusus BRT tersebut,” kata Kepala Badan Layanan Umum (BLU) Unit Pelaksana Tekhnis Daerah (UPTD) Trans Semarang, Ade Bhakti Ariawan, Kamis (16/10/2019).

Dikatakannya, penyiapan proyek jalur khusus BRT ini melalui pemanfaatan dana dari Green Climate Fund (GCF) sebesar 1 juta dollar AS. Target kajian secara keseluruhan selesai pada Juni 2020 mendatang, untuk kemudian dilakukan paparan kembali terkait dengan teknis pengerjaan dan sumber pendanaan.

Melalui Pra Studi Kelayakan tersebut, diketahui muncul beberapa jalur yang dapat diterapkan untuk jalur khusus BRT. Antara lain, jalur Krapyak hingga Fatmawati. “Kami berharap, nantinya juga muncul jalur seperti
Terminal Mangkang hingga Terminal Penggaron. Termasuk dari Tugu Muda hingga Kota Lama,” katanya.

Dr Alfa Narendra dari Pusat Kajian Transportasi Unnes menilai rencana penerapan Dedicated Line untuk BRT Trans Semarang sangat tepat. Menurutnya, tingkat kemacetan di Kota Semarang belum terlalu padat. “Rencana penerapan jalur khusus itu merupakan hal positif. Mumpung belum macet dan masyarakat masih bisa antisipasi dengan melalui jalur yang lain,” katanya.

Meski begitu, Alfa menilai tidak semua ruas jalan di Kota Semarang bisa diterapkan jalur khusus. Sebab, kondisi jalan di Kota Semarang yang memiliki empat lajur masih sedikit. Ia menyebut contoh Jalan Imam Bonjol yang cenderung sempit dan memiliki kepadatan lalu lintas tidak mungkin diterapkan jalur khusus. “Berbeda halnya seperti Jalan Pemuda, Jalan Raya Krapyak, masih bisa,” katanya.

Adanya jalur khusus BRT, lanjut dia, akan lebih menguntungkan pengguna. Sebab BRT akan lebih tepat waktu. Jarak antar bus bisa lebih terukur dan akurat. “Meski begitu, penerapan jalur khusus tetap memiliki dampak. Maka perlu untuk terus dilakukan evaluasi secara berkelanjutan. Sebab, adanya penerapan jalur khusus tersebut mengakibatkan penyempitan ruas jalur,” katanya. (*)

editor : ricky fitriyanto