SEMARANG (jatengtoday.com) – BPJS Kesehatan Cabang Semarang secara khusus memberikan penghargaan kepada Balai Kesehatan Indera Masyarakat (BKIM) Jateng atas dedikasinya sebagai fasilitas (faskes) paling berkomitmen dalam memberikan pelayanan yang berkualitas bagi Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Senin (16/10/2023).
Ditemui pada kesempatan yang sama, Kepala BKIM Provinsi Jawa Tengah, Anastasia Tri Yuli Susanti mengatakan dengan diterimanya penghargaan dari BPJS Kesehatan, bukanlah tujuan akhir dari faskes yang ia pimpin, justru dengan adanya penghargaan ini merupakan awal dari segala mutu pelayanan yang telah telaksana tetap dapat dipertahankan bahkan dapat ditingkatkan secara lebih.
“Setelah saya menerima penghargaan secara langsung di Jakarta, saya kembali menyampaikan rekan-rekan sejawat di BKIM bahwa prestasi yg dicapai ini merupakan hasil bersama. Jika tidak ada rekan tim di BKIM ini belum tentu penghargaan ini tidak dapat diraih,” ucapnya.
Selain itu Yuli menyembut peran serta masyarakat khususnya peserta JKN dalam memberikan masukan yang tidak kalah penting. Melalui kritik dan saran pihaknya mengolah dan melakukan evaluasi pelayanan.
Mengingat, BKIM Provinsi Jawa Tengah memiliki visi untuk menjadi pusat pelayanan dan rujukan kesehatan indera masyarakat di Provinsi Jawa Tengah. Tentunya BKIM berkomitmen pula dalam menyelenggarakan janji layanan Program JKN yang telah dituangkan dan disepakati antara pihak nya dan BPJS Kesehatan untuk mencapai visi tersebut.
Selain mutu pelayanan kesehatan, berbagai sarana edukasi giat dilakukan BKIM seperti sosialisasi penggunaan Aplikasi Mobile JKN, Kesan dan Pesan Setelah layanan BPJS Kesehatan (KESSAN), Loket Pelayanan Informasi serta bridging sistem Elektronik SEP, I-Care JKN, dan antrean online terkoneksi Aplikasi Mobile JKN.
“Bahkan per 1 November 2023 pendaftaran peserta JKN di BKIM Provinsi Jawa Tengah wajib menggunakan Aplikasi Mobile JKN,” tuturnya.
Tak sampai disitu berbagai inovasi turut serta mengusung BKIM Provinsi Jawa Tengah melaju ke kancah nasional. Pertama, hadirnya Sistem Jejaring kemitraan Pelayanan Kesehatan Indera (Si Jala Indera) guna menanggulangi masalah kesehatan indera khususnya masalah gangguan penglihatan dan ketulian melalui edukasi dan deteksi dini preventif yang melibatkan lintas sektoral.
Kedua, Inovasi Si Mata Jeli adalah suatu bentuk upaya mendekatkan diri ke masyarakat (jemput bola) dengan menggunakan mobil keliling yang memberikan pelayanan mata utamanya di daerah yang terpencil atau banyak kasus indera mata. Sedangkan pada tataran Milenial BKIM Provinsi Jawa Tengah berinovasi melalui Pemberdayaan kesehatan Indera pada Generasi Millenial (Eyezation).
“Kualitas mutu layanan merupakan prioritas kami, kita tidak boleh membedakan pasien dan perlunya menyamaratakan sesuai kebutuhan pasien. Adanya penghargaan ini dari masyarakat untuk BKIM, sehingga kami perlu memberikan imbal balik yang besar untuk menjaga mutu dan komitmen,” tambahnya.
Ditemui pada kesempatan yang sama, Kepala BPJS Kesehatan Cabang Semarang, Andi Ashar menyebut tingginya angka pemanfaatan pelayanan kesehatan tentunya harus didukung oleh mutu fasilitas kesehatan yang baik. Selain akreditasi fasilitas kesehatan, kredensialing dan rekredensialing diberlakukan bagi faskes yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
“Selain itu, berbagai standar menjadi tolok pemberian penghargaan. Diantaranya, angka kontak langsung dan tidak langsung, capaian skrinning riwayat kesehatan, pemanfaat antrean online yang terkoneksi dengan Aplikasi Mobile JKN, Kesan Pesan Peserta Setelah Layanan (KESSAN), dan hasil penilaian Supervisi Buktikan Lihat Langsung (Sibling),” tegasnya.
Kembali menambahkan, Andi menegaskan dengan adanya ajang penghargaan ini, sebagai salah satu bentuk persaingan sehat dalam penyelenggaraan Program JKN. Fasilitas kesehatan wajib berkompetisi untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Selain memenuhi harapan peserta, tentu juga memenuhi standar pelayanan kesehatan yang ditetapkan regulasi. (*)