MAGELANG (jatengtoday.com) – Sekitar 11 pelari bakal mengikuti Borobudur Marathon 2019 yang mengambil titik start di Taman Lumbini, Kompleks Candi Borobudur, Magelang, Minggu (17/11/2019). Dari angka itu, terdapat 350 pelari internasional dari 35 negara.
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Jateng, Sinung Nugroho Rachmadi mengatakan, jumlah peserta dari internasional memang meningkat dibanding tahun lalu. Tahun lalu hanya sekitar 150 peserta mancanegara. “Tahun ini menjadi 350 peserta dari 35 negara,” ucapnya, Sabtu (16/11/2019).
Sinung menerangkan, bertambahnya jumlah pelari dari luar negeri akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Dari survey pelaksanakan Borobudur Marathon sebelumnya, perputaran uang saat event tersebut tiap tahun terus meningkat.
“Pada perhelatan pertama 2017, tercatat perputaran uang di Magelang sebesar Rp 17 miliar. Jumlah itu naik menjari Rp 29 miliar pada perhelatan Borobudur Marathon 2018 lalu. Dengan semakin banyaknya peserta asing tahun ini, dipastikan perputaran uang itu akan semakin bertambah,” tegasnya.
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo dan istrinya, Siti Atikoh dipastikan ikut memeriahkan event tahunan itu. Tak hanya meramaikan di bangku VIP, keduanya dipastikan ikut menjadi peserta dalam lomba lari yang mengusung tema Synergy & Harmony tersebut.
Sementara itu, pihak penyelenggara Borobudur Marathon 2019, Budiman Tanuredjo menambahkan, Borobudur Marathon tahun ini ditargetkan menjadi lomba marathon terbaik di Indonesia. Pihaknya juga sedang mengejar target agar Borobudur Marathon mendapat sertifikasi internasional.
“Besok (saat perlombaan) akan diumumkan terkait sertifikasi internasional itu. Sebenarnya kalau dari sisi peserta, Borobudur Marathon sudah layak disejajarkan dengan event marathon internasional lainnya,” jelasnya.
Memang membutuhkan campur tangan banyak pihak untuk menjadikan Borobudur Marathon sekelas dengan Tokyo Marathon, Berlin Marathon dan lainnya. Pemerintah pusat diharapkan ikut membantu mewujudkan harapan itu.
“Banyak persyaratan yang harus dipenuhi, misalnya lebar jalan, keamanan, hospitality dan lain sebagainya. Tidak bisa kalau hanya pemerintah daerah, pusat harus turun tangan membantu,” tegasnya. (*)
editor : tri wuryono