JAKARTA (jatengtoday.com) – Selain bantuan meteriil, Kementerian Sosial (Kemensos) menerjunkan tim Layanan Dukungan Psikososial (LDP) untuk memulihkan trauma pengungsi terutama anak-anak.
Layanan ini menjadi salah satu sarana bagi anak-anak yang mengungsi agar tidak mengalami stres. Pemulihan secara psikososial ini sudah dilakukan sejak hari pertama bencana banjir terjadi.
“Jadi dukungan psikososial itu adalah kontak awal. Nah, bantuan psikososial dari sejak kejadian sudah datang. Kehadiran kita sebenarnya sudah memberikan penguatan,” jelas Mensos Juliari P Batubara dalam keterangan pers ke jatengtoday.com, Sabtu (18/7/2020).
Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos RI Pepen Nazaruddin mengatakan Kemensos akan melakukan kegiatan psikososial yang terkonstruksi.
“Beberapa waktu setelah tiga minggu dari kegiatan yang sekarang, tim LDP akan memberikan lagi asesmen kira-kira bagaimana kondisinya. Kalau ternyata mereka sudah butuh kegiatan sekolah, berarti kita berkoordinasi dengan dinas pendidikan untuk membuat sekolah darurat becana dengan memperhatikan protokol kesehatan. Bisa secara online,” ujarnya.
Pepen menjelaskan adanya tim LDP ini, anak-anak di pengungsian diharapkan lebih tenang menghadapi bencana yang bahkan merusak tempat tinggal mereka.
“Tim LDP akan menjangkau seluruh wilayah terdampak banjir bandang di Masamba kabupaten Luwu Utara, mereka bertugas memberikan rasa nyaman kepada korban banjir,” tambah Pepen.
Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani mengapresiasi perhatian dari pemerintah pusat ini melalui Kemensos ini. “Perhatian yang besar dari Presiden ini dapat menambah semangat masyarakat Luwu Utara untuk bangkit. Kami bersama seluruh unsur pemerintahan, TNI, relawan dan masyarakat bahu membahu melakukan pembersihan dan evakuasi serta mencari korban yang belum ditemukan,” jelas Indah.
Indah mengaku fokus membuka akses jalan yang masih terisolir terutama pada akses jalan Nasional. Menurutnya, hal itu penting dilakukan karena jalan tersebut menjadi jalur pendistribusian logistik bagi warga terdampak banjir.
“Mengingat ini kan urat nadi lalu-lintas dan perekonomian, terutama untuk mendistribusikan logistik pada beberapa wilayah pengungsian di Kabupaten Luwu Utara,” kata Indah.
Sejauh ini, kata Indah, bantuan bagi warga terisolir dapat dilakukan dengan menggunakan kendaraan roda dua. “Misalnya di daerah pegunungan, di Kota Masamba mengingat memang aksesnya terputus. Jadi baik jembatan gantung dan jembatan betonnya terputus jadi kami cari jalan pegunungan,” sebutnya.
BPBD Luwu Utara melansir data jumlah penduduk yang mengungsi ke sejumlah wilayah yang masih aman dari terjangan banjir bandang sungai Masamba. Jumlah pengungsi hingga saat ini sudah mencapai 14.483 jiwa. Jumlah pengungsi terbanyak berasal dari Masamba yakni 7.748 jiwa, disusul Baebunta 5.808 jiwa, kemudian Sabbang 927 jiwa.(*)
editor : tri wuryono