DEMAK (jatengtoday.com) – Investasi industri di Jateng terus meningkat setiap tahun. Jika tidak dibarengi dengan kesiapan SDM, dikhawatirkan Jateng justru jadi penonton saja.
Karena itu, pendidikan vokasi pun digenjot. Harapannya, pertumbuhan industri di Jateng dibarengi dengan penyerapan tenaga kerja lokal. Buntutnya, kesejahteraan masyarakat pun bisa terwujud.
Alasan itu yang membuat Kementerian Perindustrian meluncurkan Program Pendidikan Vokasi Industri Jateng dan DIY tahap kedua. Peluncuran tersebut berlangsung di PT Delta Dunia Sandang Tekstil, Kamis (28/2/2019).
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo berharap, program ini bisa mempercepat link and match antara pendidikan dan industri. “Saat ini kan banyak yang mengeluh lulusan SMK menganggur. Ternyata, lulusan sekolah otomotif jadi penjahit, tata boga jadinya jahit, akuntansi kerja jahit semuanya jahit. Karena lapangan kerjanya yang dibutuhkan jahit,” ucapnya.
Kenyataan tersebut membuatnya bertanya-tanya, jangan-jangan ada yang keliru dengan kurikulum yang diterapkan di SMK selama ini. Akhirnya, terjadi penyelarasan 35 kurikulum dengan 146 kompetensi. Selain itu juga dilakukan peningkatan kompetensi 1.941 guru pada tahun 2018 dan tahun 2019 sebanyak 2000 guru. Jawa Tengah sendiri mendapat bantuan revitalisasi SMK dari Kemendikbud sebesar Rp 56 miliar.
“Maka hari ini fitting prosesnya dilakukan,
Kementerian membuat program itu, dibantu industrinya, dipertemukan kementerian pendidikan membantu revitalisasi SMK nya, kayaknya kurikulum juga harus diubah. Dan ternyata semua cocok,” katanya.
Politik pendidikan untuk menyusun kurikulum, harus menyesuaikan industri dan berdasarkan kebutuhan industri. Jika dulu kurikulum yang diterapkan tidak cocok dengan sektor industri, saat ini jangan sampai terulang.
Dari penyesuaian kurikulum tersebut, akhirnya terjadi banyak jalinan perjanjian antara dunia industri dengan pendidikan. Tercatat ada 585 perjanjian antara 116 perusahaan dengan 391 SMK pada tahun 2018 dan 2340 SMK dengan 861 perusahaan dengan total 4293 perjanjian. Bahkan tahun 2019 ada 2685 SMK dibina oleh perusahaan industri di tingkat nasional.
“Kerjasama ini sesuai arahan Presiden untuk mencetak 1 juta lulusan SMK yang dikombinasikan pelatihan 3 in 1, mereka dilatih, sertifikasi dan dapat pekerjaan,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.
Total ada 4 sektor industri yang saat ini tengah digarap, dari makanan minuman, kimia, tekstil hingga sektor otomotif. Dan terdapat 34 program studi yang terus digenjot. Selain itu, pihaknya juga terus meningkatkan keterlibatan kaum difabel untuk mengikuti pelatihan. (lhr)
editor : ricky fitriyanto