in

Cordova Edupartment, Hunian Berkonsep Edukasi Pertama di Indonesia

SEMARANG (jatengtoday.com) – Di tengah merosotnya nilai tukar rupiah, tampak tak membuat pertumbuhan bisnis properti surut. Di Kota Semarang, bahkan sejumlah pelaku bisnis properti terus bergeliat. Salah satunya adalah proyek pembangunan apartemen Cordova Edupartment di Jalan Ngesrep Timur V Dalam, Sumurboto, Banyumanik, Semarang.

Apartemen 19 lantai dan akan menyediakan 665 unit itu menjadi pendatang baru yang diperkirakan menyedot perhatian publik. Pasalnya, proyek apartemen yang dibangun di lahan seluas 4.696 meter persegi ini diklaim merupakan apartemen eksklusif pertama di Indonesia yang mengusung konsep edukasi.

“Kami optimistis, Kota Semarang sebagai ibukota Jateng memiliki potensi yang cukup tinggi,” kata Project Director dari PT Cipta Pilar Persada (Pilar Properti), Pengembang Cordova Edupartment, Dian Takdir, Kamis (18/10/2018).

Dia juga mengakui persaingan bisnis semakin ketat. Namun tetap saja ada celah lain yang bisa diambil, salah satunya dengan memberikan inovasi produk yang menarik dan berbeda dengan pemain lain. Dijelaskannya, Cordova Edupartment mengincar pasar millenial dengan produk yang nyaman dan eksklusif.

“Selain menciptakan lingkungan yang nyaman, Cordova Edupartment merupakan apartemen pertama yang mengusung konsep edukasi,” ujarnya.

Tidak hanya itu, lanjut dia, barbagai fasilitas seperti amphitheater, wall climbing, skate park, perpustakaan digital, taman baca, swimming pool, gym, minimarket, restoran, cafe, laundry, startup office space, ATM centre, jaringan internet, dan keamanan dengan sistem access card, bakal disediakan. “Ini pertama dan satu satunya di Semarang,” katanya.

Lebih lanjut, secara tata ruang, konsep hunian ini juga terpisah dengan mal. Untuk hunian akan dibangun satu tower 19 lantai. Jumlah hunian 655 unit. Ada empat tipe, yakni tipe studio seluas 25,05 meter per-segi, tipe 2 BR-C seluas 38,77 meter per-segi, tipe 2/3 BR luasnya 50,10 meter per-segi dan tipe 3 BR seluas 77,72 meter per segi.

Mengenai kondisi nilai tukar rupiah yang melemah, Dian melihat hal itu tak terlalu mengkhawatirkan. Menurutnya, nilai tukar rupiah yang rata-rata Rp 15 ribu per dolar AS adalah angka wajar. Apalagi, depresiasi mata uang ini juga terjadi di negara-negara lain.

“Secara fundamental ekonomi saat ini cukup baik. Tidak bisa disamakan dengan krisis ekonomi 1998. Merosotnya nilai tukar rupiah kali ini belum berdampak terhadap sektor konstruksi, terutama pekerjaan dengan material lokal,” katanya.

Sementara Marcomm Cordova Edupartment, Bayu Wijaya, optimistis kondisi perekonomian di Indonesia, terutama di Kota Semarang dan Jateng akan segera membaik. “Sehingga daya beli masyarakat terhadap produk properti khususnya apartemen di Kota Semarang ini akan tinggi,” katanya. (*)

editor : ricky fitriyanto