JAKARTA (jatengtoday.com) — Tanggal 17 Desember 2025 menyimpan makna mendalam bagi masyarakat Indonesia, dengan peringatan Hari Pantun Nasional yang baru ditetapkan tahun ini, Hari Ulang Tahun Kodam V/Brawijaya, serta Hari Ulang Tahun Provinsi Nusa Tenggara Barat. Selain itu, secara kalender Hijriah, hari ini jatuh pada 26 Jumadil Akhir 1447 H.
Peringatan-peringatan ini mencerminkan kekayaan budaya, sejarah pertahanan negara, serta dinamika pembangunan daerah di tengah keragaman Nusantara. Meski bukan hari libur nasional, momen ini menjadi ajang pelestarian warisan dan penghargaan atas kontribusi berbagai elemen bangsa.
Hari Pantun Nasional: Pelestarian Warisan Budaya Tak Benda
Pemerintah Indonesia menetapkan 17 Desember sebagai Hari Pantun Nasional melalui Keputusan Menteri Kebudayaan Nomor 163/M/2025. Penetapan ini menghargai pengakuan UNESCO terhadap pantun sebagai Warisan Budaya Tak Benda Manusia pada 17 Desember 2020, melalui nominasi bersama Indonesia dan Malaysia.
“Pantun adalah bentuk puisi tradisional yang hidup dan diwariskan secara turun-temurun, mencerminkan nilai-nilai kehidupan masyarakat Nusantara,” ujar Menteri Kebudayaan dalam pidato resminya.
Hari ini diperingati untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam melestarikan pantun sebagai seni bahasa yang santun dan penuh hikmah. Berbagai kegiatan seperti lomba berbalas pantun, sarasehan budaya, dan kampanye media sosial digelar di berbagai daerah, khususnya di wilayah Melayu seperti Riau. Pantun tidak hanya hiburan, tapi juga alat pendidikan moral dan sosial yang relevan hingga kini.
HUT Kodam V/Brawijaya: Simbol Pengabdian TNI di Jawa Timur
Kodam V/Brawijaya memperingati hari ulang tahunnya pada 17 Desember, menandai pembentukan TNI Divisi I Jawa Timur pada 1948 yang menjadi cikal bakal satuan ini.
“Tanggal 17 Desember merupakan momen bersejarah bagi kami, sebagai pengingat perjuangan prajurit dalam menjaga keutuhan wilayah Jawa Timur,” kata Panglima Kodam V/Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf.
Tahun ini, HUT ke-77 dirayakan dengan berbagai kegiatan seperti Brawijaya Run yang diikuti ribuan pelari, bakti sosial, dan upacara syukuran. Kodam ini bertanggung jawab atas keamanan Jawa Timur, dengan sejarah panjang dari era perjuangan kemerdekaan hingga operasi modern. Peringatan ini memperkuat soliditas antara TNI dan masyarakat, sekaligus menegaskan komitmen dalam menjaga kedaulatan negara.
HUT Provinsi Nusa Tenggara Barat: Refleksi Pembangunan dan Identitas Daerah
Provinsi Nusa Tenggara Barat merayakan hari jadinya pada 17 Desember, memperingati likuidasi Pemerintah Daerah Lombok dan Sumbawa pada 1958 yang menandai pembentukan provinsi secara resmi.
“Hari ini menjadi momentum untuk merefleksikan pencapaian dan tantangan dalam membangun NTB yang harmonis, efektif, dan berkelanjutan,” ujar Penjabat Gubernur NTB Hassanudin.
Tahun ini, HUT ke-67 mengusung tema mewujudkan NTB Hebat menuju Indonesia Emas 2045, dengan rangkaian acara seperti sidang paripurna, pesta rakyat, gelar budaya, dan expo pembangunan. NTB, dengan keindahan alam seperti Lombok dan Sumbawa, terus berkembang di sektor pariwisata, pertanian, dan industri halal, meski menghadapi isu seperti pemulihan pasca-bencana. Peringatan ini mempererat rasa kebersamaan masyarakat Sasak, Samawa, dan Mbojo.
Konversi Kalender Hijriah: 26 Jumadil Akhir 1447 H
Secara kalender Islam, 17 Desember 2025 bertepatan dengan 26 Jumadil Akhir 1447 H, sesuai konversi resmi Kementerian Agama RI. Bulan Jumadil Akhir merupakan bulan keenam dalam kalender Hijriah, periode refleksi sebelum memasuki bulan-bulan suci seperti Rajab dan Syaban. Meski tidak ada perayaan khusus, momen ini mengingatkan umat Muslim akan pentingnya menjalankan ibadah dan muhasabah diri.
Tanggal 17 Desember menjadi hari yang kaya makna, menggabungkan elemen budaya, militer, daerah, dan spiritual. Peringatan ini mengajak masyarakat untuk menghargai warisan leluhur, pengabdian prajurit, serta semangat pembangunan daerah dalam bingkai NKRI. Di tengah akhir tahun, momen ini menjadi pengingat akan kekuatan persatuan dan pelestarian identitas bangsa. [dm]
