BATANG (jatengtoday.com) – Nestlé Indonesia terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung upaya pemerintah menurunkan angka stunting di Indonesia. Melalui kegiatan Volunteering Program Pendampingan Gizi yang digelar di Aula Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Nestlé Indonesia melibatkan karyawan dari Pabrik Bandaraya bersama kader dan tenaga kesehatan setempat untuk mendampingi 52 anak penerima manfaat dari 12 desa.
Program Pendampingan Gizi merupakan bagian dari inisiatif global Nestlé for Healthier Kids (Nestlé Dukung Anak Lebih Sehat) yang fokus pada percepatan penurunan dan pencegahan stunting di berbagai daerah. Kegiatan di Batang menjadi wujud nyata sinergi antara sektor swasta, pemerintah, akademisi, dan masyarakat dalam membangun generasi Indonesia yang lebih sehat.
Bupati Batang, M. Faiz Kurniawan, S.H., M.H., yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, mengapresiasi langkah konkret Nestlé Indonesia dalam memperkuat upaya pencegahan stunting di daerahnya.
“Kolaborasi antara Nestlé Indonesia, BKKBN, dan TP PKK sejak 2022 menjadi contoh nyata pentingnya sinergi pentahelix dalam menangani masalah multidimensi seperti stunting. Kami berharap komitmen kuat ini dapat menjadi inspirasi bagi pihak swasta lainnya untuk bersama-sama membangun generasi yang sehat, cerdas, dan unggul menuju Indonesia Emas 2045,” ujarnya.
Tahun 2025, Program Pendampingan Gizi Nestlé Indonesia berfokus di tiga wilayah — Pasuruan (Jawa Timur), Batang (Jawa Tengah), dan Karawang (Jawa Barat) — dengan total sasaran lebih dari 630 anak berisiko stunting. Program ini juga melibatkan sekitar 1.350 orang tua, kader posyandu, dan ibu hamil-menyusui dari lebih dari 95 desa.
Direktur Corporate Affairs & Sustainability PT Nestlé Indonesia, Sufintri Rahayu, menegaskan bahwa komitmen Nestlé sejalan dengan misi perusahaan sebagai Good Food, Good Life.
“Kami percaya gizi baik sejak usia dini merupakan fondasi penting bagi masa depan anak dan bangsa. Melalui program ini, kami tidak hanya memberikan intervensi gizi, tapi juga menggerakkan karyawan untuk turun langsung mendampingi keluarga penerima manfaat dan kader posyandu. Kami ingin memperkuat peran keluarga dan komunitas dalam menciptakan generasi yang sehat dan berdaya,” katanya.
Di Kabupaten Batang, program ini akan menjangkau 259 balita di 50 desa dan 4 kecamatan, dengan dukungan 66 kader dari 119 posyandu. Intervensi gizi dilakukan melalui pemberian tambahan makanan berupa satu butir telur dan segelas susu tinggi kalori DANCOW GroPlus setiap hari selama enam bulan, untuk anak usia 1–4 tahun yang berisiko stunting.
Selain itu, program juga mencakup edukasi tentang gizi anak, pola asuh makan, jajanan sehat, keamanan pangan, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), hingga pemantauan antropometri rutin bersama tim ahli dari Institut Pertanian Bogor (IPB).
Factory Manager Pabrik Nestlé Bandaraya, Norman Tri Handono, menambahkan bahwa program ini dilaksanakan selama 180 hari dengan pemantauan ketat.
“Kami berkomitmen melakukan pendampingan menyeluruh, mulai dari peningkatan status gizi hingga peningkatan kapasitas kader dan keluarga. Kami berterima kasih atas dukungan Pemerintah Daerah Kabupaten Batang dan masyarakat setempat. Semoga program ini mampu memperkuat peran keluarga dan kader sebagai garda terdepan pencegahan stunting,” ungkapnya.
Kegiatan di Batang juga mendapat sambutan positif dari masyarakat. Ika Septiana, salah satu ibu penerima manfaat dari Kecamatan Bandar, mengaku merasakan manfaat langsung dari program ini.
“Anak saya kini rutin mendapatkan tambahan gizi berupa telur dan susu DANCOW GroPlus. Alhamdulillah, berat badan dan nafsu makannya mulai meningkat. Program ini sangat membantu kami para orang tua,” ujarnya.
Program Pendampingan Gizi di Batang menjadi bagian dari rangkaian kegiatan Volunteering Nestlé Indonesia tahun ini. Setelah sukses di Pasuruan (4 September 2025), kegiatan serupa akan berlanjut di Karawang pada 9–10 Oktober 2025, dengan melibatkan karyawan dari Kantor Pusat Jakarta.
Melalui inisiatif berkelanjutan ini, Nestlé Indonesia menegaskan komitmennya untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan memperkuat upaya bersama dalam mewujudkan generasi Indonesia yang sehat, tangguh, dan siap menyongsong Indonesia Emas 2045. (*)
