in

Dari Tebu dan Singkong, Pertamax Green Jadi Solusi BBM Bersih

SEMARANG (jatengtoday.com) – Upaya menuju energi bersih terus menunjukkan hasil positif. Pertamax Green 95, bahan bakar terbaru keluaran Pertamina yang mengandung campuran etanol, mendapat sambutan hangat dari masyarakat Jawa Tengah sejak pertama kali diperkenalkan.

Menurut Area Manager Communication, Relation, dan CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah dan DIY, Taufiq Kurniawan, penjualan Pertamax Green di wilayah tersebut telah mencapai 348 kiloliter, atau 228 persen di atas target awal tahun 2025. Awalnya produk ini hanya dijual di delapan SPBU, namun kini sudah tersedia di 14 SPBU di wilayah Jawa bagian tengah.

“Antusiasme masyarakat terhadap Pertamax Green sangat tinggi. Meski sempat muncul isu negatif soal kandungan etanol, faktanya bahan ini sudah umum digunakan di banyak negara seperti Brasil, Amerika Serikat, dan negara-negara Uni Eropa,” jelas Taufiq di Semarang, Selasa (7/10/2025).

Etanol dalam Pertamax Green berasal dari bahan nabati seperti tebu, jagung, dan singkong. Setelah melalui proses fermentasi, etanol dicampurkan ke bahan bakar untuk menghasilkan pembakaran yang lebih bersih dan efisien. Dalam Pertamax Green 95, kadar etanolnya mencapai lima persen.

Menurut Taufiq, pembakaran dengan etanol mampu menghasilkan emisi karbon lebih rendah tanpa merusak komponen kendaraan seperti logam maupun karet. “Justru ini pilihan yang lebih baik bagi konsumen yang peduli lingkungan,” ujarnya.

Taufiq juga menanggapi keraguan publik terkait keaslian angka oktan pada Pertamax Green yang sempat viral di media sosial. Ia menegaskan, alat ukur oktan portabel yang digunakan sebagian masyarakat tidak memiliki validasi dan kalibrasi yang sah.

“Pengujian oktan yang benar harus memakai metode CFR (Cooperative Fuel Research Engine) seperti yang kami lakukan di Cilacap dan Cepu. Hanya itu yang bisa menunjukkan hasil sesuai standar internasional ASTM D2699,” tegasnya.

Alat portabel yang beredar di pasaran, lanjutnya, bahkan bisa menampilkan angka oktan untuk cairan yang bukan bahan bakar, sehingga hasilnya menyesatkan.

Melalui Pertamax Green, Pertamina berharap masyarakat semakin sadar pentingnya transisi energi bersih. “Ini bukan sekadar soal bahan bakar, tapi soal masa depan lingkungan kita. Penggunaan etanol adalah langkah nyata untuk menurunkan emisi karbon dan mendukung transisi energi bersih di Indonesia,” tutup Taufiq. (*)