SEMARANG (jatengtoday.com) – Kendal Tornado FC hanya sanggup bermain imbang tanpa gol saat menjamu Persela Lamongan pada laga pekan kedua Pegadaian Championship 2025/2026. Kegagalan meraih kemenangan bersejarah tersebut juga dinodai keputusan kontroversial wasit yang menganulir gol Patrick Cruz.
Menjamu Persela di Stadion Jatidiri Semarang, Minggu (21/9/2025), Kendal Tornado FC sebenarnya lebih mendominasi permainan. Anak asuh Stefan Keeltjes mampu menciptakan sejumlah peluang berbahaya.
Salah satunya melalui Akbar Firmansyah. Pemain bernomor punggung 57 ini lolos setelah menerima umpan dari Patrick Cruz tapi sepakannya bisa digagalkan kiper Mariyo Londok.
Pada pertengahan babak pertama, wasit sempat mengecek video assistant referee (VAR) karena ada potensi handball di kotak penalti Persela, namun diputuskan tidak ada pelanggaran.
Drama kembali terjadi di pengujung babak pertama ketika bola sundulan Patrick Cruz berhasil menjebol gawang Persela. Pemain-pemain tuan rumah bersukacita menyambut ‘gol’ tersebut.
Tapi, beberapa menit berselang, wasit Louis Ridho Muhammad menganulir gol Tornado setelah melakukan peninjauan VAR. Pemain dan ofisial tuan rumah sontak melakukan protes karena menganggap gol tersebut pantas didapatkan tanpa ada pelanggaran.
Wasit pun tetap pada keputusannya sehingga skor kacamata menutup paruh pertama. Kedua tim sama-sama buntu dan tak mampu mencetak gol, terutama pemain-pemain tuan rumah yang lebih agresif menciptakan peluang.
Pelatih Kendal Tornado FC, Stefan Keeltjes cukup kecewa dengan kegagalan timnya meraih kemenangan. Dia juga memertanyakan dua keputusan wasit yang dinilai janggal.
“Kami kecewa dengan keputusan wasit, terutama yang menggunakan VAR. Pertama yang seharusnya dapat penalti dan gol yang dianulir dan wasit tidak memberikan penjelasan sama sekali,” kata Stefan Keeltjes seusai laga.
“Sepakbola ada menang-kalah dan hari ini kami seri yang seharusnya bisa menang karena ada banyak peluang yang kami ciptakan,” lanjutnya.
Stefan mengapresiasi kerja keras pemainnya meskipun masih belum mampu mencetak gol. Menurutnya, kegagalan mengonversi peluang jadi gol turut memengaruhi mental Dimas Sukarno dkk.
“Setelah menit 75 ke atas, pemain jadi lebih hati-hati. Mungkin mereka tak ingin kecolongan lagi di menit-menit akhir seperti ketika kalah dari Barito Putera,” ucapnya.
Meski gagal menang, Tornado tetap mengukir sejarah dengan meraih poin perdana di kompetisi Pegadaian Championship setelah promosi dari Liga 3. (*)