in

Cegah Intoleransi, Radikalisme dan Ekstremisme, Mitra Wacana Gelar Pelatihan Pembuatan Konten

Mitra Wacana bekerjasama dengan Yayasan Keadilan dan Perdamaian Indonesia (YKPI) menggelar workshop pelatihan pembuatan konten digital di Pendopo Griya Gusdurian Yogyakarta, Rabu (21/5/2025). (foto dokumentasi mitra wacana)

Yogyakarta (jatengtoday.com) – Mitra Wacana bekerja sama dengan Yayasan Keadilan dan Perdamaian Indonesia (YKPI) menggelar workshop pelatihan pembuatan konten digital di Pendopo Griya Gusdurian Yogyakarta, Rabu (21/5/2025).

Kegiatan yang diikuti sebanyak 25 peserta dari pegiat media sosial, aktivis komunitas, serta perwakilan pemuda lintas iman ini bertujuan untuk menanggulangi ancaman intoleransi, radikalisme, dan ekstremisme (IRE) yang masih marak di masyarakat.

“Peristiwa intoleransi di Yogyakarta, seperti pemotongan nisan salib, penutupan patung Bunda Maria maupun pelarangan pendirian tempat ibadah, menjadi pengingat nyata pentingnya gerakan kolektif untuk mencegah konflik berbasis identitas,” kata Koordinator Program Mitra Wacana, Ruliyanto.

Dikatakannya, program ini dilatarbelakangi oleh kekhawatiran atas maraknya ujaran kebencian, eksklusivisme agama dan diskriminasi yang semakin mudah menyebar melalui media sosial.

“Kami menyadari bahwa media sosial saat ini menjadi medan strategis penyebaran ideologi, termasuk paham-paham intoleran,” katanya.

Maka dari itu, lanjut Ruliyanto, penting bagi para kreator konten untuk memiliki kesadaran kritis dan keterampilan teknis dalam memproduksi konten yang tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga menyuarakan nilai-nilai damai, keberagaman, dan anti-kekerasan.

“Para peserta mempelajari strategi komunikasi digital, interseksional isu IRE dengan isu lainnya, serta langkah-langkah praktis dalam membuat konten inklusif yang mampu menangkal narasi radikal. Peserta juga didorong untuk menyusun kampanye digital dan mempresentasikan ide konten mereka secara berkelompok,” katanya.

Menurutnya, pelatihan dengan metode partisipatif ini tidak hanya meningkatkan literasi digital peserta, tetapi juga membangun jejaring kolaboratif lintas identitas dengan dipandu oleh narasumber dari Gusdurian dan Mitra Wacana.

“Para peserta diajak merancang konten yang responsif terhadap isu-isu lokal, seperti diskriminasi berbasis keyakinan, dengan pendekatan yang kreatif dan sesuai dengan karakteristik audiens digital masa kini,” imbuh dia.

Dia berharap, melalui pelatihan ini akan lahir lebih banyak kreator konten yang punya komitmen untuk menyuarakan perdamaian. “Ini penting demi menciptakan ekosistem digital yang lebih sehat dan inklusif,” katanya.

Salah satu peserta dari organisasi penghayat Gema Pakti, Baskoro mengaku senang mengikuti kegiatan ini. “Sangat penting, karena kita bisa menambah jaringan untuk kampanye pencegahan intoleransi. Kita bertemu banyak komunitas berbeda, dan bisa saling berbagi cerita suka duka membuat konten seputar perdamaian,” ujarnya.

Pelatihan ini merupakan bagian dari program “Merajut Kolaborasi Lintas Iman dalam pencegahan intoleransi, radikalisme, dan ekstremisme”, yang bertujuan memperkuat narasi perdamaian dan toleransi di ruang digital. (*)