in ,

Persagi Komitmen Bantu Tekan Angka Stunting di Jateng

SEMARANG (jatengtoday.com) – Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) perkomitmen membantu Pemprov Jateng dalam menurunkan angka kemiskinan di Jateng.

Hal itu diungkapkan Ketua Umum DPP Persagi, Rudatin saat Temu Ilmiah Nasional (TIN) Persagi 2023, di Patra Semarang Hotel & Convention, Kota Semarang, Jumat (16/6/2023).

Acara berlangsung dari 16-18 Juni 2023, dengan tema Peningkatan Peran Tenaga Gizi dalam mendukung Transformasi Kesehatan untuk Percepatan Penurunan Stunting dan penyakit tidak menular (PTM).

Dikatakan, Persagi siap membantu memberikan edukasi kepada masyarakat di seluruh Indonesia,  terkait dengan stunting dan PTM. Karena bisa dilihat, pola dan gaya hidup masyarakat banyak yang tidak sehat.

“Kami mengimbau kepada masyarakat untuk menggunakan bahan pangan lokal. Kita angkat bahan pangan lokal di Indonesia, itu ada ikan, telur, itu sangat banyak sumber proteinnya, sayur-mayur, lele, sayur-sayuran itu. Daun lontar, dan sebagainya itu adalah sumber protein. Sedangkan kami ahli gizi mengembangkan gizi seimbang, sesuai dengan umur, dan kondisi daripada anak, orang dewasa dan sebagainya,” ujarnya.

Kegiatan TIN ini diikuti oleh tenaga gizi yang bekerja di lembaga nasional/ internasional, Kementerian, pemerintah provinsi/kabupaten/kota, rumah sakit, dosen perguruan tinggi, NonGovernment Organization (NGO), pusat pelatihan atlet, klinik dan pusat kebugaran, katering industri makanan dan minuman, wiraswata dan dunia industri serta aplikasi dan platform media gizi yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain itu diikuti oleh mahasiswa gizi.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Jateng, Yuni Rahayuningtyas menambahkan, peran Pemprov dalam menurunkan angka stunting dan PTM cukup besar, melalui berbagai kegiatan.

Tak hanya kegiatan yang menyentuh masyarakat, tapi juga menyiapkan tenaga, seperti ahli gizi, untuk meningkatkan kapasitasnya.

“Salah satunya seperti ini, temu ilmiah, workshop, pelatihan dan sebagainya, untuk meningkatkan kapasitasnya. Juga memberikan standar kompetensi bagi ahli gizi. Itu juga kami sampaikan ke profesi lain,” paparnya.

Penurinan stunting, lanjutnya, mengambil peran bukan pada saat penanganan, tapi lebih pada promotif dan preventif. Artinya, yang sehat tetap sehat, dan sebisa mungkin mencegah. Untuk PTM, kata Yuni, angkanya melonjaknya tinggi.

Biasanya itu karena gaya hidup warga yang kurang beraktivitas fisik, dan tidak menjaga pola makan atau asupan. Kemudian itu menyebabkan PTM seperti gula atau diabtes militus, hipertensi, cancer, dan lainnya.

“Penting sekali ahli gizi memberikan edukasi kepada masyarakat, agar bisa meningkatkan kesehatannya dan mencegah terjadinya penyakit. Peran pemprov dalam menurunkan angka stunting dan PTM, juga besar,” tandasnya. (*)