SEMARANG (jatengtoday.com) Sebanyak 100 kepala keluarga (KK) atau 383 jiwa dari sejumlah daerah di Jateng diberangkatkan ke Kabupaten Sinunjung, Sumatera Barat, Senin (10/12/2018). Mereka merupakan transmigran yang telah dipersiapkan untuk ‘babat alas’ disana.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jateng, Wika Bintang menjelaskan, masing-masing transmigran akan diberi rumah tipe 36 dan lahan garapan seluas 2 hektar. Lahan yang ditempati merupakan bekas hutan yang telah ditebang dan dipersiapkan untuk pertanian.
Geografisnya seperti di Kabupaten Wonosobo. Di pegunungan dan berbukit-bukit.
“Di sana lahannya sangat subur. Mereka bisa menanam lada yang harganya bisa laku tinggi. Kalau bupati sana mengimbau tanam jengkol. Orang sana kan suka jengkol. Dan harganya sangat mahal,” tuturnya setelah pelepasan transmigran oleh Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo di Transito Tugu Semarang.
Karena tidak semua punya ilmu pertanian, para transmigran telah diberi pelatihan. Mulai dari membuat pupuk, mengoperasikan traktor, dan hal-hal lain seputar mengolah lahan pertanian. Pelatihan itu diberikan selama sepekan di Balai Diklat Jogjakarta.
Melihat transmigran asal Jateng yang diberangkatkan 2016 lalu, kata Wika, semuanya sukses dari sisi materi. Kebanyakan juga karena hasil pertanian.
Ketika pihaknya menengok, beberapa waktu lalu, semua transmigran sudah bisa membeli sepeda motor. “Padahal baru sekitar setahun, sudah pada punya motor sendiri-sendiri. Semoga transmigran yang berangkat hari ini juga bisa sukses,” harapnya.
Meski begitu, Wika mengakui, tahun pertama bisa dibilang paling berat untuk dijalani transmigran. Selain karena menempati lahan yang benar-benar baru, juga dituntut untuk beradaptasi dengan warga sekitar. Terlebih, budaya Jawa dan Sumbar sangat beda.
Dijelaskan, tahun ini Pemprov Jateng memberangkatkan 170 KK atau sekitar 700 jiwa. 70 KK diantaranya dibiayai APBN. Mereka transmigrasi ke 8 provinsi yang telah disiapkan. Seperti Bengkulu, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, dan lain-lain. Dari 170 KK itu, saat ini baru diberangkatkan 29 KK atau 93 jiwa. (*)
editor : ricky fitriyanto