SEMARANG (jatengtoday.com) – Legenda Tenis Indonesia, Yayuk Basuki punya angan-angan, Indonesia punya seratus ribu pelatih andal di segala cabor. Sebab, dia merasa, atlet berprestasi tak akan moncer tanpa polesan pelatih berkualitas.
“Jujur saja, kita sangat butuh tenaga pelatih yang kualitasnya lebih baik. Karena kalau ada pelatih yang bagus, kualitas atlet akan meningkat. Sekarang, lihat saja, atlet Indonesia masih stagnan. Yang ikut Olimpiade, itu itu saja. Sea Games ya itu itu itu saja,” terangnya saat mengisi Kepelatihan Pelatih Pemula untuk Umum di Ballroom Hotel Quest, Sabtu (24/11/2018).
Menurutnya, jika punya pelatih berkualitas hingga tingkat daerah, Indonesia tak akan kesulitan mencari bibit atlet. Sebab, mereka bisa mencetak atlet berpotensi di daerah masing-masing.
“Toh atlet Pelatnas itu kan diambil dari daerah-daerah. Jadi pelatih-pelatih di daerah perlu dilatih untuk memoles atlet yang tangguh,” ucap Anggota Komisi X DPR RI ini.
Dari kacamatanya, pemerintah masih kurang serius memperhatikan pelatih. “Jangan sedikit-sedikit merekrut pelatih asing. Mending jadikan konsultan saja untuk meningkatkan kualitas pelatih lokal. Dengan begitu, pelatih lokal akan punya ‘lapangan pekerjaan’,” imbuhnya.
Karena itu, Yayuk juga terus mendesak revisi UU tentang Sistem Keolahrahaan agar nasih pelatih dan pengurus cabor bisa terjamin. Bukan hanya atlet saja yang selalu dielu-elukan.
“Dan bukan tidak mungkin, pelatih yang punya prestasi juga punya peluang diangkat menjadi ASN,” tuturnya.
Sementara itu, pembicara dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Rosi Nurasjati menambahkan, program kepelatihan pelatih yang digelar di seluruh provinsu ini digadang-gadang bisa menjadi pondasi pelatih. “Kami ingin memberikan hal-hal terkait dasar pelatihan. Ke depan, jika memungkinkan, akan ada levelisasi pelatih sesuai tingkatan,” bebernya.
Penguatan pondasi ini, lanjutnya, dilakukan karena standar kepelatihan setiap daerah belum sama. “Ini untuk penyamarataan. Solanya banyak pelatih heterogen di tingkat daerah,” tutupnya. (ajie mh)
Editor: Ismu Puruhito