in

Waspadai Pencucian Otak Teroris Lewat Medsos

SEMARANG (jatengtoday.com) – Sindikat teroris tak pernah bosan melakukan perekrutan. Mereka mencoba memengaruhi masyarakat agar mau bergabung sebagai teroris.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Suhardi Alius menilai, teroris kerap memanfaatkan media sosial (medsos) untuk melalukan pencucian otak. Medsos sebagai alat komunikasi yang paling banyak digunakan masyarakat, dirasa paling efektif.

Karena itu, dia mengimbau, jika ada konten-konten yang mengarah ke pencucian otak atau secara langsung mengajak orang melakukan teror, segera dilaporkan ke penegak hukum.

“Sekarang ini dengan kemajuan teknologi informasi digital bisa dilakukan dengan online. Selama di dalam ruangan ada sinyal, dia bisa mainkan (pencucian otak),” kata Suhardi sebelum simulasi aksi terorisme di Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang, Rabu (31/10/2018).

Konten yang mengajak ikut bergabung dalam ideologi teroris memanfaatkan media sosial. Hal itulah yang juga menjadi faktor timbulnya lone wolf seperti peristiwa bom di Surabaya.

“Pencuian otak ini menimbulkan lone wolf, dia berinteraksi, dicuci ideologinya. Kemudian berkumpul seperti di Surabaya, bisa bahaya. Jadi dengan media sosial dan online bisa pengaruhi pemikiran orang,” tandasnya.

Oleh sebab itu BNPT dan instansi terkait kerap turun ke masyarakat untuk memberikan sosialisasi bahaya penyebaran ideologi teroris lewat media sosial. Suhardi juga meminta masyarakat melapor ke pihak berwajib jika menemukan konten tersebut.
“Kalau ada yang menemukan itu segera lapor,” tegasnya. (*)

editor : ricky fitriyanto

Ajie MH.