in

Warga Usulkan Tanam Rumput Vetiver untuk Cegah Longsor

SEMARANG (jatengtoday.com) – Warga Kelurahan Padangsari, Kecamatan Banyumanik, Semarang mengusulkan agar Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang bisa menanam rumput vetiver di wilayah tersebut. Penanaman rumput vetiver tersebut dipercaya dapat mencegah potensi terjadinya tanah longsor.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang, Sapto Adi Sugihartono, mengatakan tujuan penanaman rumput vetiver tersebut salah satunya untuk mengantisipasi tanah longsor di wilayah Padangsari.

“Atas usulan dari warga, untuk berinisiatif menanam rumput vetiver sebagai upaya pencegahan longsor. Penanaman rumput vetiver ini juga banyak permintaan dari sekolah-sekolah,” katanya, Senin (5/4/2021).

Pihaknya mengapresiasi warga yang telah berpartisipasi aktif menjaga kelestarian lingkungan. Dia akan merespons setiap gagasan dari warga. “Rencana ke depan, kami juga akan melakukan pengembangan penanaman rumput vetiver di daerah Sukorejo dan Tinjomoyo,” ujar Sapto.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan, rumput vetiver atau akar wangi memang memiliki segudang manfaat. Rumput ini diketahui dapat menahan longsor karena memiliki akar yang kuat.

“Akarnya bisa mencapai 2-5 meter ke bawah dan bisa mengikat tanah, bisa mengurangi longsor kalau itu ditanam dengan masif,” ungkap dia, usai melakukan penanaman rumput vetiver di Kelurahan Padangsari, Banyumanik, belum lama ini.

Pihaknya berkomitmen untuk memasifkan penanaman rumput vetiver di Kota Semarang. “Penanaman harus dimasifkan karena manfaat vetiver ini luar biasa,” ujar Hendi sapaan akrabnya.

Menurut dia, penanaman ini dianggap dapat menjadi salah satu solusi untuk mengurangi jumlah titik longsor di Kota Semarang yang setiap tahunnya semakin bertambah. Disamping itu, Hendi menyebutkan bila penanaman dikelola dengan sungguh-sungguh nantinya juga dapat mendatangkan keuntungan ekonomis.

“Di Jogja dan Gunungkidul, vetiver ini bisa diolah menjadi minyak atsiri, bahan baku untuk medis atau minyak wangi,” ujarnya.

Setelah diolah dan dijual, harga minyaknya bisa mencapai Rp 2 juta hingga Rp 5 juta per kilogram. Sehingga menurut Hendi, akan mendatangkan keuntungan ganda baik dari nilai ekonomis sekaligus nilai manfaat sebagai penahan longsor dan sumber oksigen.

BACA JUGA: Infografis: Akar Wangi Solusi Longsor dan Erosi

“Kami perintahkan Dinas Lingkungan Hidup agar melakukan penanaman rumput ini hingga ratusan hektare di Kota Semarang. Kalau penanamannya baru 7.000 meter persegi sepertinya kurang. Luas Semarang 372 kilometer persegi, jadi DLH mesti menargetkan tahun ini paling tidak 100.000 hektare harus ditanam,” ujarnya. (*)

 

editor: ricky fitriyanto