in

Warga Tolak Proyek Pembangunan PLTP Geo Dipa Dieng

“Sebelum mata air kami menjadi air mata.”  

Warga Desa Karangtengah, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah, hingga saat ini masih melakukan upaya penolakan terhadap proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Geo Dipa di kawasan Dieng. (dokumentasi warga)

BANJARNEGARA (jatengtoday.com) – Warga Desa Karangtengah, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah, hingga saat ini masih melakukan upaya penolakan terhadap proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Geo Dipa di kawasan Dieng—yang berdiri tidak jauh dari tempat tinggal mereka.

Mereka melakukan aksi dengan memasang berbagai poster penolakan di depan rumah masing-masing. Pembangunan PLTP tersebut dinilai mengancam sumber kehidupan masyarakat setempat mulai dari mulai air, udara, tanaman, tanah hingga kenyamanan akibat operasional PLTP.

Di antaranya poster bertulis: “Sebelum Mata Air Kami Menjadi Air Mata”, “Warga Disantet Limbah yang Tak Terlihat”, “Nikmati Udara yang Gratis Saja Kalian Renggut!”, “Kami Menolak karena Bahaya”, “Jauhkan Pengeboran dari Warga” dan masih banyak lagi.

“Tanpa listrik kami bisa hidup, tapi tanpa air kita bisa mati,” ungkap salah satu warga, Rizal, dalam keterangan tertulis dikutip Senin (24/1/2022).

Dikatakannya, penolakan PLTP Dieng tidak hanya muncul dari masyarakat Karangtengah, tetapi juga dari desa-desa lain yang menjadi konsesi dan terdampak akibat aktivitas PLTP tersebut, seperti salah satunya ada Desa Bakal yang terancam sumber mata airnya.

Warga Karangtengah, Ibu Sidi, mengatakan hingga saat ini sejumlah warga masih mengalami trauma akibat terjadi dua kali ledakan yang terjadi pada 2007 dan 2017.  “Bahkan pada ledakan pada 2017 mengakibatkan 2 orang meninggal. Bukan hanya itu, akibat dampak ledakan tersebut, banyak tanaman mati, suhu menjadi panas, atap rumah banyak yang berkarat hingga berubahnya rasa dan warna pada sumber air warga,” ungkapnya.

Aksi pemasangan poster warga tersebut telah berlangsung sejak tanggal 17 Januari 2022.  Aksi Poster ini merupakan respon dari adanya rencana penambahan powerplan penambahan Unit 2 PLTP Dieng yang lokasinya hanya berjarak 2 meter dari permukiman warga.

Perwakilan Walhi Jateng, Iqbal Alma mengatakan kebutuhan air PLTP diperkirakan mencapai 40 liter/detik (perkiraan) atau sekitar 6500 – 15.000 liter air untuk setiap MWh.

“Terhitung hingga saat ini, ada kurang lebih 31 wellpad  (petak/tapak sumur), yang di setiap wellpad-nya terdapat 2-4 sumur bor panas bumi,” katanya.

Dikatakannya, keberadaan PLTP di tengah-tengah masyoritas masyarakat Dieng yang menggantungkan hidup pada pertanian jelas akan merampas hidup mereka. “Apalagi ditambah dengan rencana pembangunan powerplan unit 2 yang hanya berjarak 2 meter dari pemukiman warga, jelas sangat berdampak besar dan berbahaya bagi kehidupan mereka ke depan,” ungkapnya. (*)