in

Warga Semarang Dilarang Pesta Rayakan HUT Kemerdekaan

SEMARANG (jatengtoday.com) – Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi meminta warga Kota Semarang tidak menggelar pesta maupun kegiatan yang berpotensi mengundang keramaian saat perayaan HUT ke 75 Kemerdekaan RI ini. Termasuk lomba-lomba 17-an, pentas seni, dan lain-lain.

Hal itu untuk mencegah potensi penularan Covid-19. “Warga hanya diperbolehkan mengadakan malam tirakat, yang biasanya dilaksanakan pada malam sebelum Hari Kemerdekaan. Tentunya dengan jumlah terbatas dan harus dilakukan sesuai protokol kesehatan,” kata Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi, Kamis (6/8/2020).

Pihaknya akan melakukan pengawasan hingga di level bawah agar masyarakat mematuhi imbauan pemerintah. “Untuk upacara peringatan Hari Kemerdekaan akan tetap digelar, namun dengan jumlah peserta yang terbatas. Teknisnya akan kami bahas lebih detail dulu,” ujarnya.

Pada prinsipnya, lanjut Hendi, pihaknya akan terus mendorong masyarakat untuk disiplin menegakkan protokol kesehatan. Bahkan pihaknya juga menyiapkan sanksi bagi warga yang tidak memakai masker. “Sudah kami diskusikan rencana ini. Dengan bagian hukum juga sudah dibicarakan. Dalam waktu dekat akan muncul aturan sanksi bagi warga yang tidak pakai masker,” katanya.

Namun demikian, Hendi belum berkenan menjelaskan secara jelas terkait sanksi tersebut. “Paling lambat minggu depan sudah ada Perwal tentang peraturan tersebut. Beberapa hari ke depan akan kami sampaikan perubahan tentang Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM). Sanksi bagi orang yang tidak pakai masker kami siapkan dan sedang diproses,” terang dia.

Lebih lanjut, tujuan penerapan aturan tersebut agar masyarakat semakin disiplin. Saat ini, lanjut dia, angka Covid-19 di Kota Semarang memang menurun, tapi masih tergolong tinggi. Disiplin protokol kesehatan menjadi salah satu upaya untuk terus menekan penyebaran Covid-19. Selain itu, saat ini juga berjalan program Kampung Siaga Candi Hebat agar masyarakat semakin mandiri dan disiplin. “Saat ini sudah ada kurang lebih 266 Kampung Siaga Candi Hebat dan 28 pondok pesantren kerjasama TNI, Polri dan pemerintah,” katanya.

Diharapkan masyarakat bisa tetap bekerja, serta menjaga kesehatan agar roda ekonomi bergulir lagi. “Kami berharap, deteksinya lebih cepat, jangan sampai telat. Satuan tugas harus tetap melakukan swab dan rapid test secara massal,” ujarnya. (*)

 

editor: ricky fitriyanto

Abdul Mughis