SEMARANG (jatengtoday.com) – De Jabu, warga Perumahan Griya Mijen Permai Blok M Nomor 4 RT 9 RW 7 Kelurahan Mijen, Kecamatan Mijen, Kota Semarang, mengaku masih tak percaya atas fenomena aneh yang ditemuinya, baru-baru ini.
Ia bermaksud menyantap ikan lele tersebut untuk lauk pauk sehari-hari bersama keluarga. Namun justru ia terhenyak mendapati di tubuh ikan lele berukuran kurang lebih sepanjang 20 centimeter tersebut terdapat tulisan mirip lafaz “Allah”.
“Saya membeli dua kilogram ikan segar di Jatisari, dekat Pasar Buah Mijen, kurang lebih dua bulan yang lalu. Isinya belasan ikan lele bercampur ukuran besar dan kecil,” ungkapnya, Selasa (9/6/2020).
Setelah sepakat mengenai harga, sang penjual segera menyiapkan sejumlah ikan lele dari tempat penyimpanan ikan. “Ikan diserok, kemudian dimasukkan ke kantong plastik dan langsung saya bawa pulang. Sesampai rumah, ikan tersebut langsung dibersihkan untuk dimasak. Biasanya kan digepuk (pukul), setelah ikan mati, lalu dibersihkan. Nah, saat itu tersisa kurang lebih tiga ikan lele,” terangnya.
Ia terhenyak ketika mendapati salah satu dari tiga ikan lele tersebut terdapat seperti bercak hitam pekat menempel di tubuh lele tersebut. Ketika dicek dengan jarak dekat, ia bertambah kaget bukan kepalang ternyata bercak hitam di tubuh ikan lele tersebut sangat jelas menyerupai bentuk lafaz “Allah” berhuruf arab.
“Saya sejenak diam saja, tapi dalam hati kaget sekali. Kemudian saya memberitahu istri dan mengecek apakah ikan yang lain juga sama. Ternyata tidak ada, hanya satu ikan itu yang ada tulisan menyerupai lafaz ‘Allah’,” bebernya.
Penasaran dengan keaslian bercak hitam tersebut, ia sempat berusaha memeriksa dengan cara mengelupas “pelan-pelan” kulit ikan tersebut menggunakan alat. “Saya ‘kerok’ pelan-pelan pakai pisau, tidak mengelupas. Saya penasaran saja, apakah ini asli atau tidak. Kalau ini buatan manusia, siapa yang bisa membuat seperti ini?” ujarnya.
Tentu saja, niat untuk menyantap ikan lele tersebut diurungkan. Saat ini ia merawat lele misterius tersebut di dalam ember berisi air. Ia yakin, kejadian aneh itu menyimpan hikmah dalam hidup. “Yang jelas tidak ada unsur mistis, topo (ritual) dan lain-lain tidak ada. Memang, saya sejak dulu sering mengalami kejadian-kejadian aneh,” terang pria yang sehari-hari bekerja sebagai pelukis itu.
Mengenai firasat, lanjut Jabu, memang sebelumnya ia mengaku mengalami hal-hal aneh. “Perasaaan saya seperti merasakan suasana di kampung tempat tinggal saya selalu ramai. Ramai, tapi tidak sedih lho. Seolah olah saya melihat keramaian aja, di kampung, hutan, banyak orang. Ramainya bukan orang demo, bukan kerena wabah karena tidak ada yang pakai masker,” ujarnya.
Ia menyakini kejadian tersebut memiliki manfaat baik. Apalagi di tengah situasi pandemi yang sangat berdampak terhadap ekonomi masyarakat. Sebagai pelukis, selama masa pandemi ini ia mengaku tidak ada pemasukan pendapatan sama sekali. “Bahkan tak lama lagi, deadline kontrakan habis. Dalam benak saya sempat berpikir barangkali Tuhan menolong makhluknya melalui perantara apapun, bisa saja,” katanya.
Sejauh ini, pernah ada orang dari Kalimantan menawarnya bermaksud untuk membeli ikan tersebut. Namun ia mengaku masih ragu-ragu untuk melepaskan ikan tersebut. “Berkali-kali ada orang menanyakan (bermaksud ingin membeli), saya belum melepas,” kata ayah tiga anak tersebut. (*)
editor: ricky fitriyanto