SEMARANG (jatengtoday.com) – Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo mengajak warga Banyubiru untuk menanam 17.000 bibit pohon untuk menjaga kelestarian Rawapening.
Acara yang dikemas dalam Gerakan Penanaman Pohon Bersama Masyarakat itu digelar di Hulu Sungai Parat DAS Rawapening, Dusun Banyudono, Desa Gedong, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Sabtu (9/1/2021).
Pada kesempatan itu, Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK), Widi Hartanto, menjelaskan bahwa gerakan pada hari itu merupakan kelanjutan dari gerakan yang sudah digagas sejak tahun 2020. Total yang sudah ditanam 7.000 bibit pohon.
“Ini bagus. Bapak-bapak ibu-ibu, pandemi masih berjalan. Bahkan terjadi peningkatan, berkali-kali pembatasan dilakukan, banyak orang di rumah, kita diminta untuk pakai masker, cuci tangan, jaga jarak. Sehingga banyak pekerjaan kemudian terlupakan,” ucap Ganjar.
Akibatnya, kata Ganjar, hal ini mengakibatkan turunnya mental dan memicu stres sehingga muncul penyakit yang akhirnya berpotensi terpapar virus corona karena imun turun.
Gubernur berambut putih ini kemudian mengingatkan agar warga tidak panik meski dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti ini. Justru, kegiatan penanaman harus tetap dilakukan sekaligus menjaga imun.
“Meski dalam konteks pandemi, jangan pernah lupa untuk selalu menanam. Waktunya menurut BMKG sampai maret, tanam sebanyak-banyaknya. karena itulah investasi jangka panjang,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, total 17.000 bibit pohon yang ditanam. Sebanyak 7.000 bibit di antaranya telah ditanam terlebih dulu, dan pada acara tadi ditanam 10.000 bibit dengan jenis bibit pohon berbuah.
“Yang seperti ini dilakukan terus, yang paling penting selalu dipakai maskernya. Semoga manfaat untuk semuanya terutama untuk Rawapening yang dipenuhi gulma dan sedimentasinya terlalu parah,” tandasnya.
Plt Kepala DLHK Jateng, Widi Hartanto menambahkan, di Kabupaten Semarang ada sebanyak 13.999 Ha lahan dengan kategori Sangat Kritis dan Kritis. Sementara di Desa Banyubiru sendiri, terdapat 1,3 Ha lahan dengan kategori kritis dan sangat kritis.
“Tentunya ini bagian dari upaya untuk rehabilitasi dan konservasi tanah dan air untuk pengurangan erosi dan sedimentasi di hulu DAS Rawapening. Bibit pohon antara lain Durian, Mangga, Alpukat, Sengon hingga Matoa. Ini akan berkelanjutan di lahan kritis lain yang ada di Jateng,” terangnya. (*)
editor : tri wuryono